Ketua FGM Bireuen: "Ust Firanda Andirja Tidak Layak Di Tolak Di Aceh"
Font: Ukuran: - +
Aksi aktifis muslim Banda Aceh dan Aceh Besar saat menghadang kedatangan Ust. Dr. Firanda Andirja di Bandara SIM, Aceh Besar, Kamis, (13/6/2019). Foto: Baim/Dialeksis.com
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sejumlah pihak menyesalkan terjadinya peristiwa pembubaran pengajian yang diisi Ust. Dr. Firanda Andirja di Mesjid Al-Fitrah, Keutapang, Banda Aceh, Kamis, (13/6/2019) malam.
Ketua Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Bireuen Ust. Rizki Dasilva, S. Pd.I, MA mengungkapkan ketidaksetujuannya atas penolakan kehadiran Ust. Firanda di Aceh. Menurutnya, Ust. Firanda layak memberi ceramah di manapun, dimadinah termasuk juga di Aceh.
"Menolak ustaz atau penceramah yang tidak sepaham dengan kita adalah sikap intoleran yang dipertontonkan," sebut Ust. Rizki kepada Dialeksis.com, Jumat, (14/6/2019).
"Walaupun saya juga bukan kelompok pengajian beliau, Tapi sesama Islam tidak boleh mempertontonkan sikap seperti ini," tambahnya.
Ia menambahkan, meskipun berbeda paham, dan beda mazhab, namun tidak boleh menghina meremehkan, memvonis dan lain sebagainya.
"Saya juga tidak suka dengan ceramah yang menghina Aswaja dan menghina sunnah, atau lebih ekstrim menuduh orang sesat tanpa ilmu dan kajian yang mendalam. Nanti jangan-jangan kita yang sesat. Seharusnya sesama muslim itu bersaudara. Jangan sampai kita lembut dengan orang kafir tapi tegas sesama muslim. Terbalik itu, dalam Al-Qur'an justru kita harus lembut sesama muslim," jelasnya panjang lebar.
Ust. Rizki mengajak masyarakat Aceh untuk melihat melihat kembali profil Ustaz firanda sebelum menuduh seseorang dengan stigma negatif.
"Ustadz Firanda tidak tanggung-tanggung mendapatkan gelar doktor dari Universitas Islam Madinah. Predikat yang didapatkannya juga luar biasa, yaitu Mumtaz ‘Ala Darajah Syaraf Al Ula atau Summa cum laude. Ustadz Firanda mendapatkan gelar doktor dalam bidang aqidah dengan judul disertasinya yang berjudul "Membantah Da'i-da'i Pluralisme yang Berdalil dengan Al Qur'an dan As Sunnah"," beber Ketua FGM Bireuen ini.
Dia juga mengungkapkan, setiap musim haji tiba, Ust. Firanda menyampaikan ceramah agama berbahasa Indonesia di Masjid Nabawi, tepatnya dekat pintu 19. Para Jamaa'ah Haji asal Indonesia dari tahun ke tahun sangat antusias dengan pengajian ba'da magrib di Mesjid Nabawi.
"Ribuan orang rutin hadir di Pengajian Ustadz Firanda ini," tutur dia.
Tuduhan sebagai Wahabi, lanjutnya, merupakan ujian bagi Ust. Firanda. Ia menyebutkan tudingan semacam itu lumrah terjadi di Indonesia.
"Sejarah telah mencatat banyak tokoh pahlawan Nasional Indonesia yang kerap dituduh Wahabi, seperti misalnya Imam Bonjol, KH Agus Salim, KH Ahmad Dahlan (Muhammadiyah), Syaikh Ahmad Hassan (Persis), Syaikh Ahmad Surkati (Al Irsyad), Buya Hamka, dan Muhammad Natsir (Masyumi)," kata Ust. Rizki
Ia menjelaskan, Ust. Firanda juga pernah membantah para tokoh Liberal, seperti Ulil Abshar Abdalla dan Nurcholish Madjid yang suka membuat fatwa-fatwa sesat dan menyesatkan.
"Beliau membantahnya dengan sangat ilmiah dan sistematis, dan tentu saja disertai dalil dari Al Qur'an dan As Sunnah," ujarnya
Ia mengajak seluruh umat muslim di Aceh untuk bijak dalam melihat berbagai persoalan keagamaan.
"Sebelum menuduh orang, seharusnya kita melihat dan bercermin dulu. Siapa kita?," tutup Ust. Rizki Dasilva.