kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Ketua FKUB Aceh: Harmoni dengan Perbedaan Multikultural Demi Suksesnya Pemilu 2024

Ketua FKUB Aceh: Harmoni dengan Perbedaan Multikultural Demi Suksesnya Pemilu 2024

Jum`at, 13 Oktober 2023 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Biyu

Ketua FKUB Aceh, Hamid Zein menjadi pembiacara dalam acara Dialog Lintas Forum bertajuk 'Harmoni menuju Pemilu Damai 2024' di Kabupaten Aceh Tengah, yang diselenggarakan selama tiga hari, 11-13 Oktober 2023. [Foto: dok. FKUB Aceh]


DIALEKSIS.COM | Aceh - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) memegang mandat untuk merawat kerukunan antarumat beragama di daerahnya masing-masing. Setiap umat beragama menyuarakan, mendiskusikan dan menegosiasikan aspirasi dan kepentingannya dalam kehidupan beragama melalui FKUB.

Demikian disampaikan Ketua FKUB Aceh, Hamid  Zein dalam acara Dialog Lintas Forum bertajuk 'Harmoni menuju Pemilu Damai 2024' di Kabupaten Aceh Tengah, yang diselenggarakan selama tiga hari, 11-13 Oktober 2023.

"FKUB dirancang sebagai rumah bersama, tempat setiap umat berjumpa dan bergaul dalam membina kerukunan dan kedamaian. FKUB perlu terus mensosialisasikan dan mempromosikan nilai-nilai hidup beragama yang dapat mendorong kerukunan dan toleransi di antara berbagai elemen masyarakat," ucap Hamid dalam keterangan tertulis yang diterima Dialeksis.com, Jumat (13/10/2023).

Ia merincikan jumlah penduduk di Aceh Tengah sebanyak 189.680 jiwa, dimana warga yang beragama Islam sebesar 188,891 (99,584 %), 261 (0,138 %) beragama Kristen, 249 (0, 128 %) beragama Katolik, dan warga beragama Hindu 4 (0,002 %) orang, serta yang beragama Buddha sebanyak 281 (0, 148 %).

Adapun jumlah rumah ibadah yang berdiri di Aceh Tengah sebanyak 996 bangunan, yang terdiri dari Masjid 240 unit, Langgar 247 unit, Mushalla 505 unit, Gereja Kristen 1 unit, Gereja Katolik 1 unit, Vihara 1 unit, dan Pura 1 unit.

"Saat ini, kita sudah memasuki tahapan pemilu, yang mana pemilu itu memiliki fungsi perekat perbedaan pilihan politik di tengah masyarakat yang multikultural," ucap Hamid.

Sehingga, sebut Hamid, perbedaan pendapat, sikap dan cara pandang serta kepercayaan terhadap salah satu partai pendukung atau calon peserta Pemilu merupakan sesuatu yang lumrah dan tidak dapat dihindari. Akan tetapi, yakinlah perbedaan itu adalah rahmat dan tentunya tidak boleh berujung pada pertikaian yang dapat mencederai pemilu. 

"Kita semua tentunya tidak menginginkan pemilu yang akan melahirkan perpecahan, polarisasi yang tajam di masyarakat akibat perbedaan pilihan. Kita semua berharap Pemilu 2024 akan menentukan masa depan demokrasi Indonesia yang lebih berintegritas, berkualitas dan bermartabat," harapnya.

Ketua FKUB Aceh juga berpesan, untuk mewujudkan pemilu damai, setiap individu harus peka dan sigap dalam mengatasi indikasi kerawanan dalam penyelenggaraan pemilu.

"Para elemen forum memiliki peranan yang sangat penting untuk bisa membantu mencegah terjadinya kemungkinan atau potensi gesekan di masyarakat secara horizontal, utamanya ketika menghadapi tahun politik seperti sekarang ini, yang mana kondisi menjadi semakin memanas manakala banyaknya isu miring atau hoaks yang beredar di tengah masyarakat," imbuhnya.

Sejatinya, kata Hamid, semua partai politik adalah baik, karena pastinya mereka memiliki mekanisme dan pengkaderan tertentu, yang juga bertujuan untuk kebaikan bangsa dan masyarakat sendiri dengan ideologi yang mereka usung.

"FKUB Aceh mengimbau kepada masyarakat untuk bisa terus meningkatkan kehati-hatian dan memiliki pola pikir yang matang, utamanya adalah dalam memilih pemimpin, merekat persatuan dan kesatuan serta menciptakan iklim yang kondusif dalam merawat kerukunan demi suksesnya Pemilu 2024," tutupnya. [BY]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda