Beranda / Berita / Aceh / Ketua IPARI Aceh Ajak Penyuluh Agama Minimalisir Kenakalan Remaja

Ketua IPARI Aceh Ajak Penyuluh Agama Minimalisir Kenakalan Remaja

Kamis, 15 Februari 2024 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (PW IPARI) Provinsi Aceh, Dra Evi Sri Rahayu MSos mengajak Penyuluh Agama Islam (PAI) mengambil peran dalam upaya meminimalisir kenakalan remaja. [Foto: Humas Kemenag]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (PW IPARI) Provinsi Aceh, Dra Evi Sri Rahayu MSos mengajak Penyuluh Agama Islam (PAI) mengambil peran dalam upaya meminimalisir kenakalan remaja

Bulan lalu, isu kenakalan remaja dan geng motor sangat meresahkan masyarakat Aceh, khususnya di Kota Lhokseumawe, Banda Aceh, dan Kabupaten Aceh Besar yang sempat terjadi aksi kenalan remaja serta kekerasan fisik.

Evi Sri Rahayu mengatakan PAI perlu aktif menjaga ketertiban dan ketentraman dalam masyarakat. Ini penting, supaya aktivitas masyarakat lancar tanpa khawatir dengan gangguan yang datang tiba-tiba akibat kenakalan remaja.

"Kalau keadaan kondusif, masyarakat mudah melaksanakan kegiatan keagamaan dan sosial," sebutnya Evi, Kamis (15/2/2024).

Menurutnya, mereka bukan anak-anak yang terlahir dengan sifat nakal, tapi karena pergaulannya tidak terbatas dan mudah terpengaruh, sehingga mereka terjebak dalam lingkungan yang tidak positif.

Karenanya, kata Evi Sri Rahayu, masih sangat potensial para remaja itu dibina sesuai persoalan masing-masing, sehingga kembali menjadi remaja yang produktif dan bermanfaat bagi bangsa.

"Kalau bisa, arahkan mereka ke kegiatan olahraga yang punya efek positif bagi mereka," jelas Evi yang juga Ketua Tim Penyuluh Agama Islam, Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Aceh ini.

Memang, ucap Evi, persoalan ini tidak mudah, tapi jika semua pihak mau terlibat dan berpartisipasi, pasti persoalan kenakalan remaja bisa dihindari.

Kepada PAI, ia mengingatkan agar mengantisipasi pengaruh negatif terhadap remaja, yang saat ini berada dalam binaan penyuluh di masing-masing tempat tugas. 

"Semoga tidak muncul kembali aksi-aksi anarkis yang dilakukan oleh remaja," harap Evi. [*]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda