Selasa, 11 November 2025
Beranda / Berita / Aceh / Ketua IPM Aceh: Semangat Pahlawan Tak Boleh Pudar di Kalangan Pelajar

Ketua IPM Aceh: Semangat Pahlawan Tak Boleh Pudar di Kalangan Pelajar

Senin, 10 November 2025 22:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Ketua Umum Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Aceh, Arif Yandika Rahman. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Idi Rayeuk - Ketua Umum Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Aceh, Arif Yandika Rahman mengatakan setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang perjuangan para pendahulu yang mempertaruhkan jiwa dan raga demi kemerdekaan.

Menurutnya, pahlawan di masa kini adalah mereka yang berani mengambil peran positif di tengah tantangan zaman yang terus berubah.

“Bagi kami, anak muda Aceh, Hari Pahlawan bukan hanya mengenang masa lalu. Ini momentum untuk merefleksikan sejauh mana kita bisa melanjutkan semangat juang itu di konteks kekinian,” ujar Arif saat ditemui media dialeksis.com di Aceh Timur, Senin (10/11/2025).

Ia menilai, semangat kepahlawanan saat ini harus dimaknai melalui kontribusi nyata dalam bidang yang relevan dengan perkembangan zaman, seperti pendidikan, teknologi, literasi digital, dan gerakan sosial.

“Kalau dulu para pahlawan berperang melawan penjajahan, sekarang kita berjuang melawan kebodohan, malas belajar, hoaks, dan ketidakpedulian terhadap lingkungan,” katanya.

Arif menegaskan bahwa generasi muda Aceh memiliki potensi besar untuk menjadi pahlawan zaman now dengan cara yang sesuai dengan kapasitas dan passion masing-masing.

“Menjadi pahlawan itu bisa dimulai dari hal kecil. Misalnya, pelajar yang aktif mengedukasi teman-temannya tentang literasi digital, atau mahasiswa yang menginisiasi gerakan peduli lingkungan. Semua itu bagian dari bentuk perjuangan modern,” jelasnya.

Ia juga mengatakan pentingnya sikap kritis dan keberanian untuk bersuara terhadap ketidakadilan sosial, tanpa kehilangan etika dan nilai-nilai moral.

"Anak muda harus tetap idealis, tapi juga realistis. Kita perlu menggabungkan semangat juang pahlawan dengan kecerdasan emosional dan kemampuan adaptif di era digital,” tambahnya.

Aceh, yang dikenal sebagai Serambi Mekkah, memiliki sejarah panjang dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tokoh-tokoh seperti Cut Nyak Dhien, Teuku Umar, dan Cut Meutia menjadi simbol keberanian dan keteguhan hati. Namun, Arif menilai, nilai-nilai itu belum sepenuhnya diinternalisasi oleh generasi muda hari ini.

“Kita sering kagum dengan nama besar para pahlawan Aceh, tapi lupa meneladani semangatnya. Mereka berani, mandiri, dan berkorban tanpa pamrih. Itulah karakter yang harus kita hidupkan kembali,” ucapnya.

Menurut Arif, pendidikan karakter di sekolah dan pesantren perlu diperkuat agar generasi muda memahami bahwa kepahlawanan bukan sekadar sejarah, tetapi bagian dari identitas diri.

“IPM terus berupaya menanamkan nilai-nilai kepemimpinan, keikhlasan, dan tanggung jawab sosial di kalangan pelajar. Kami ingin mencetak kader yang tidak hanya cerdas, tapi juga tangguh dan berintegritas,” katanya.

Lebih lanjut, Arif mengajak pelajar Aceh untuk menjadikan Hari Pahlawan sebagai momentum memperbaiki diri dan memperkuat kontribusi sosial.

“Kalau dulu pahlawan mengangkat senjata, sekarang pelajar bisa mengangkat pena, gagasan, dan karya. Itu bentuk perjuangan modern,” ujarnya.

Ia juga mendorong agar ruang-ruang partisipasi anak muda di Aceh terus dibuka, baik dalam bidang sosial, pendidikan, maupun kebijakan publik.

"Ketika anak muda diberi ruang untuk berperan, maka semangat kepahlawanan itu akan hidup kembali. Pahlawan masa kini adalah mereka yang berani mengambil tanggung jawab, bukan yang hanya menonton dari jauh,” pungkas Arif. [nh]

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI