Ketua MPR RI Mencoba Menjadi Profesi Barista Tradisional di Aceh
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mencoba menjadi barista tradisional dengan mengolah dan menyuguhkan kopi Saring khas Aceh di Kedai Kopi Solong Ulee Kareng, di kawasan pasar tradisional simpang tujuh Ulee Kareng, Aceh. Dirintis oleh Muhammad Saman alias Abu Solong sejak tahun 1974, Kedai Kopi Solong Ulee Kareng sudah menjadi 'rumah kedua' bagi masyarakat Aceh. Begitupun bagi para turis maupun tamu, tidak lengkap rasanya datang ke Aceh jika tidak menyempatkan diri mampir ke Kedai Kopi Solong Ulee Kareng.
"Menyajikan kopi secara tradisional dengan teknik saring kain, memberikan sensasi yang unik. Setelah bubuk kopi diseduh dengan air mendidih, saringan kopi yang berada di dalam wadah diangkat tinggi-tinggi. Tangan kiri memegang wadah, sementara tangan kanan memainkan saringan dengan cara naik dan turun secara cekatan. Sari kopi pun mengucur dari ujung saringan. Menghasilkan aroma kopi yang menyerbak harum memenuhi seisi ruangan," ujar Bamsoet usai menjadi barista tradisional, di Kedai Kopi Solong Ulee Kareng, Aceh, Kamis (10/6/21).
Turut hadir Rektor Universitas Syiah Kuala Prof Samsul Rizal, Wakapolda Aceh Brigjen Pol Raden Purwadi, Kapok Sahli Pangdam Iskandar Muda Brigjen TNI Bambang Indrayanto, dan Kepala BNN Aceh Brigjen Pol Heru Pranoto. Dari Jakarta mendampingi Ketua MPR RI, Anggora DPR RI Fraksi PKS Nasir Jamil, pengurus pusat Ikatan Motor Indonesia Syamsul Bahri, Elvis Junaedi, Rio Castello, Erwin MP, Amriyati dan Andi Sinulingga.
Ketua DPR RI ke-20 ini mengungkapkan, cita rasa kopi di Kedai Kopi Solong Ulee Kareng sangat khas. Warna kopi terlihat tebal tetapi tidak pahit gosong. Bubuk kopinya pun murni, tidak bercampur tepung jagung atau beras. Sehingga menjadikannya sebagai salah satu kopi robusta terbaik di Aceh, bahkan di Indonesia.
"Menyesuaikan dengan perkembangan selera konsumen, selain menyediakan kopi robusta, di Kedai Kopi Solong Ulee Kareng juga menyediakan kopi jenis arabika Gayo yang tidak kalah nikmatnya. Kedua jenis kopi tersebut bisa saling bersanding dalam satu meja, menjadi pemandang memikat yang senantiasa menghiasai kehidupan masyarakat Aceh," ungkap Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menerangkan, tidak hanya di Kedai Kopi Solong Ulee Kareng, cara menyeduh kopi secara tradisional juga masih bertahan di berbagai kedai kopi di Aceh. Tidak tergantikan walaupun sudah banyak mesin canggih diciptakan. Justru dengan cara tradisional itulah, ada rasa khas yang dihasilkan dari setiap seruputan kopi.
"Rasa humanisme dan rasa persaudaraan, yang tidak bisa digantikan oleh mesin. Rasa tersebut lahir dari hati si barista. Rasa tersebutlah yang menjadi kekuatan bagi berbagai kedai kopi di Aceh. Tidak heran jika ratusan cangkir kopi bisa terjual setiap harinya," pungkas Bamsoet.