Ketua DPD PDIP Provinsi Aceh Muslahuddin Daud. [Foto: IST]

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Aceh, Muslahuddin Daud mengatakan, instrumen dalam menjaga ritme demokrasi dan kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara itu salah satunya dengan kepartaian.

"Keberadaan partai harus dipandang secara holistik (menyeluruh) jadi tidak bisa dipandang secara parsial saja. Dalam partai tidak hanya persoalan pemilihan tapi disana banyak sekali hal-hal yang mendasari untuk mampu bergerak lebih jauh," ujarnya kepada Dialeksis.com, Minggu (26/9/2021).

Menurutnya, kehadiran sosok anak muda dalam kepartaian menjadi warna baru dan menjadikan kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara lebih progresif.

"Ketika anak muda bergabung dalam partai, pihak partai akan melakukan tahap awal yaitu peningkatan SDM mereka, di partai itu ada sarana dan wahana untuk meningkatkan SDM dengan berpikir banyak hal," ungkapnya.

Lanjutnya, terutama dalam hal kepekaan sosial yang dialami oleh masyarakat yang harus diasah oleh anak muda, karena merek akan menjadi pemimpin di masa yang akan datang jadi persiapan SDM ini menjadi sangat penting. Maka berpartailah yang memiliki landasan ideologis yang benar sehingga mereka tidak mudah digoyahkan.

"Jadi jangan hanya memandang bahwa partai bagian dari priuk nasi, bahwa itu adalah endingnya. Stigma masuk partai banyak uang itu tergantung cara pandang masing-masing, yang pasti kalau dilihat yang dicari oleh orang dalam partai itu sebenarnya akses terhadap pemerintahan, atau sumber-sumber potensi keuangan yang bisa diproses ataupun yang bisa dilaksanakan," jelasnya lagi.

Untuk itu, ia menegaskan masyarakat itu jangan melihat konteks partai dalam ruang lingkup yang sempit, karena dengan berpartai manfaat paling utama yaitu bisa mengakses informasi-informasi yang bisa dilakukan untuk banyak hal. Informasi menuju kekuasaaan itu yang diharapkan oleh orang ketika berpartai. [anr]