Ketua PMI Banda Aceh, Ahmad Haeqal Asri. [Foto: for Dialeksis.com]

DIALEKSIS.COM | Aceh - Diluar Aceh, kabar mengenai menipisnya stok darah di kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung telah menjadi perhatian. Informasi ini tersebar melalui akun resmi Instagram @pmikotabandung PMI Kota Bandung dan menarik perhatian Dialeksis.com (10/01/2024) untuk mengeksplorasi situasi yang mungkin serupa di PMI Kota Banda Aceh.

Dalam komunikasi eksklusif, Ketua PMI Banda Aceh, Ahmad Haeqal Asri, menjelaskan tentang kondisi ketersediaan darah dan upaya untuk memenuhi stok darah.

Haeqal, panggilan akrabnya, mengungkapkan bahwa stok darah selalu tersedia hanya untuk periode 2-5 hari saja. Hal ini sangat bergantung pada partisipasi dan kesadaran warga Banda Aceh serta pegawai pemerintah dalam mendonorkan darah mereka.

"Insya Allah, kebutuhan darah tidak terputus, hanya perlu terus menjaga ketersediaan darahnya. Kita membutuhkan kerjasama dari semua pihak," ujarnya.

Ia juga menyoroti kebutuhan darah di wilayah ibukota Banda Aceh, yang mencapai 4.000 kantong setiap bulan untuk menjamin stok darah di tengah masyarakat.

"Diperlukan minimal 100–150 kantong darah setiap hari," ungkap Haeqal, seorang ayah dari dua anak.

Sayangnya, menurut Haeqal, kesadaran mendonorkan darah saat ini sudah menurun. Banyak yang hanya mendonorkan darah untuk mendapatkan kartu donor darah, namun tanpa kelanjutan rutin, terutama di kalangan aparatur sipil negara (ASN).

"Kesadaran dari para pendonor darah ASN perlu ditingkatkan. Banyak yang hanya minta kartu donor darah ASN, tanpa melanjutkan kegiatan rutin mendonorkan darah. Ini menyebabkan penurunan stok darah," ungkapnya dengan kekecewaan.

Haeqal kembali menyampaikan harapannya agar semua orang yang masih memiliki kepedulian terhadap sesama manusia dapat saling membantu dengan mendonasikan darah ke bank darah PMI Kota Banda Aceh, sehingga dapat menyelamatkan nyawa manusia.