Kisruh PAG, Muchlis: Sudah Mediasi, Tapi Tidak di Indahkan
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
Koordinator Aksi Unjuk Rasa (Demo), T.Muchlis. [Foto: Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Kisruh antara masyarakat lokal dan PT Perta Arus Gas (PAG) terjadi karena adanya proses recrutmen yang tidak transparan.
Sebelumnya, Humas PAG, Iskandar yang diwawancara Dialeksis.com, Minggu (29/08/2021) membantah semua perkara dan tunduhan tersebut yang dilempar kepada perusahaannya.
Kemudian, Dialeksis.com pada Minggu (29/08/2021) langsung menghubungi T.Muchlis sebagai Koordinator Aksi Unjuk Rasa (Demo) untuk diwawancara mengenai hal tersebut.
“Dasar kami melakukan unjuk rasa karena mediasi yang kita buat dalam perekrutan tenaga kerja itu tidak dipenuhi, kita menuntut tenaga kerja yang direkrut untuk LPG, yang kita dengar sudah mencapai 77 orang, kenapa tidak direkrut ke masyarakat lokal, kenapa harus internal mereka semua,” ucapnya.
Ia mengatakan, karena dasar itulah kita minta kepada pihak PAG, coba kembalikanlah ke masyarakat lingkungan. “Kalau terus internal yang direkrut kapan dapat mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran, dan kapan masyarakat lokal punya pengalaman.”
“Jadi permintaan kami itu tidak digubris sama sekali, karena itulah kami buat aksi unjuk rasa,” tegasnya.
Lanjutnya, “Kami sudah mediasi dengan DPRK, dan manajemen PAG sendiri, jadi apalagi, kemana lagi mediasinya, apa harus ke Jokowi langsung! Tidak etis namanya kalau begitu,” tegasnya.
Lebih lanjut Muchlis menyampaikan, jadi tenaga kerja 77 orang itu, adalah orang yang sudah bekerja di PAG tapi direkrut lagi ke LPG, secara ini tidak mengurangi pengangguran sama sekali.
“Seharusnya mereka punya hati nurani, itu perusahaan besar ‘Pertamina’, dimana mereka yang peduli terhadap lingkungan dan peduli kearifan lokal, harusnya ketika ada lowongan, informasi itu dipublish! Ini tidak ada sama sekali! Jika memang nanti dilakukan rekrutmen terhadap masyarakat lokal dan tidak lewat itu urusan belakang atau langkah kedua, yang penting disini mereka terbuka akan informasi dan open dulu terhadap masyarakat lingkungan, ini menjadi kesalahan fatal. Karena itu ini saya tidak bisa tinggal diam,” tegasnya.
Muchlis menegaskan dan mengatakan, sebelumnya sudah dilakukan mediasi dengan PAG sebanyak dua kali. Pihak PAG beralasan katanya ini masih tender.
“Okey itu masih tender, tapi kenapa belum menang tender sudah rekrut orang kerja? Apa maksudnya ini? Belum ada sejarah begini, jika tidak menang tender bagaimana nasib orang yang sudah bapak rekrut ini, kecewa mereka. Berarti secara tidak langsung ini tidak ada sikap profesional sama sekali,” tegas muchlis.
Muchlis menegaskan lagi, bahwasannya banyak sekali lulusan S1, S2 di masyarakat lokal.
“Banyak lulusan Politeknik Negeri Lhokseumawe dan Unimal dilingkungan lokal, ini kita seperti dibodohi terus, tidak terima saya, jangan semena-mena kepada kami semua,” tegasnya lagi.
Muchlis berharap kepada manajemen yang saat ini (Manajemen baru) untuk belajarlah kepada manajemen lama. “Karena sebelumnya dengan menajemen sebelumnya tidak ada masalah sama sekali dengan kami, terbuka, aman-aman saja, kepada manajemen yang saat ini untuk jangan membuat kebijakan-kebijakan begini-begitu, ini sudah mencoreng masyarakat lingkungan, karena itu masyarakat berang kalau begini, dan diharapak kedepannya agar tidak terjadi kekisruhan seperti ini,” tutupnya kepada Dialeksis.com. [ftr]