Komoditas Pangan di Aceh Naik, JKA Dihentikan, Dr Amri: Beri Solusi Terbaik
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
Pengamat Ekonomi, Dr Amri. [Foto: For Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kondisi beberapa harga komoditas di Aceh menjelang bulan suci Ramadhan sudah mulai naik. Seperti Cabai merah yang kini sudah berada di angka Rp 40-50 Ribu/Kg, ditambah lagi dengan pemberhentian pembayaran premi kesehatan di Aceh yang akan dihentikan pada akhir Maret 2022.
Pengamat Ekonomi, Dr Amri mengatakan, permasalahan kenaikan harga beberapa komoditas di Aceh menjelang hari besar itu selalu terjadi setiap tahunnya.
“Ini didepan sudah bulan suci Ramadhan, harga komoditas sudah mulai beranjak naik, cabai, daging, dan beberapa hal lainnya. Kemudian ditambah lagi JKA akan dihentikan, April 2022 seluruh rakyat Aceh harus menanggung iuran setiap bulannya, ini sudah menambah beban baru lagi,” ucapnya kepada Dialeksis.com, Sabtu (19/3/2022).
Kemudian, Dr Amri mengatakan, hal ini cukup menyengsarakan masyarakat Aceh. “Angka kemiskinan di Aceh dipastikan akan meningkat lagi,” sebutnya.
Lanjutnya, Dirinya mengatakan, bahwa jauh-jauh hari sudah mengingatkan agar pemerintah Aceh harus memberdayakan beberapa sektor unggulan di Aceh, yaitu, Perikanan, Perkebunan, dan Pertanian.
“3 sektor tersebut merupakan sektor unggulan di Aceh, mayoritas penduduk Aceh adalah petani, nelayan dan pelaku usaha, harusnya ini yang diperhatikan agar masyarakat Aceh juga bisa mandiri secara ekonomi,” ujarnya.
Selanjutnya, Dia menjelaskan, jika 3 sektor tersebut bisa diberdayakan dengan maksimal, maka bisa dipastikan Aceh akan sejahtera. “Dengan begitu, masyarakat secara tidak langsung juga sudah bisa mandiri,” tambahnya.
Saat ini Aceh masih sangat bergantung terhadap anggaran untuk memaksimalkan pembangunan dan mensejahterakan masyarakat. Namun kata Dr Amri, hal tersebut tidak terjadi.
“Saat ini tidak ada pemberdayaan terhadap 3 sektor tersebut secara maksimal, padahal Aceh punya anggaran yang besar,” sebutnya lagi.
“Aceh terdiri dari 23 Kabupaten/Kota, 289 Kecamatan, dan 6.497 Desa, jika kembali melihat sebenarnya potensial Aceh sangat baik, lebih kurang ada 5,3 juta jiwa masyarakat Aceh, bayangkan jika JKA dihentikan, masyarakat Aceh akan semakin susah, ekonomi juga bisa terganggu, angka kemiskinan semakin tinggi di Aceh,” jelasnya.
Oleh karena itu, Dr Amri menyampaikan agar pemerintah Aceh dan DPRA bisa memberikan solusi terbaik dalam waktu dekat ini.
“Penstabilan harga terhadap beberapa harga komoditas di Aceh harus bisa distabilkan, kemudian, JKA harus ada solusi terbaik agar masyarakat tidak semakin susah, jika JKA dihentikan maka sama saja masyarakat tambah lagi beban biaya, komoditas di Aceh sudah naik itu sudah cukup menyusahkan, jangan sampai kesehatan juga membuat masyarakat Aceh semakin susah,” pungkasnya. [ftr]