Konseling Puspaga untuk Cegah Kekerasan dalam Keluarga
Font: Ukuran: - +
Ketua TP PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, di dampingi Ketua TP PKK Kota Subulussalam, Mariani Harahap, melakukan pengguntingan pita saat meresmikan Gedung Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Kota Subulussalam, di Kota Subulussalam, Kamis (19/11/2020). [Foto: Humas Aceh]
DIALEKSIS.COM | Subulussalam - Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga), Kota Subulussalam, hendaknya dapat membentuk kehidupan keluarga yang harmonis dan berkualitas.
Pendidikan dan bimbingan dari Puspaga diharapkan dapat mencegah kekerasan dalam rumah tangga, seiring dengan tumbuhnya kesadaran dari pembelajaran dan pendampingan konseling dari tenaga profesional Puspaga.
Harapan tersebut disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, saat mengukuhkan pengurus dan meresmikan kantor layanan Puspaga di Halaman Kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Subulussalam, Kamis (19/11/2020).
Puspaga merupakan unit layanan di bawah Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Subulussalam. Puspaga merupakan tempat pembelajaran untuk meningkatkan kualitas kehidupan keluarga yang dilakukan oleh tenaga profesi melalui pendampingan dan konseling.
Selain untuk pencegahan, kata Dyah, Puspaga juga harus memberikan upaya penanganan bagi kaum perempuan dan anak yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
“Biasanya ada masyarakat yang mengalami kekerasan tak berani melaporkan. Karena itu pengurus Puspaga juga harus menjalin kerjasama dengan aparatur gampong yang akan memberi informasi. Dengan demikian, petugas di Puspaga dapat melakukan jemput bola untuk memberi layanan bagi korban kekerasan,” kata Dyah.
Dalam kesempatan itu, Dyah mengapresiasi kehadiran Puspaga di Kota Subulussalam. Ia mengatakan, Subulussalam merupakan kota kedua di Aceh yang memiliki layanan Puspaga.
“Kehadiran Puspaga di kabupaten sangat membantu pihak provinsi dalam memberikan layanan rehabilitasi kepada korban kekerasan perempuan maupun anak. Selama ini provinsi menanganinya sendiri, untuk itu kami memberikan apresiasi, ” ujar Dyah.
Walikota Subulussalam, Alfian Affan Bintang, mengatakan, pihaknya menghadirkan Puspaga dengan tujuan untuk membangun ketahanan keluarga yang harmonis di Kota Subulussalam. Puspaga akan menjadi tempat pembelajaran untuk meningkatkan kualitas kehidupan keluarga yang dilakukan oleh tenaga profesi melalui peningkatan kapasitas. Hal ini juga sebagai upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Kehadiran Puspaga bertujuan untuk memberikan pendampingan kepada keluarga sehingga dapat meningkatkan kapasitas dalam mengasuh dan memberi kasih sayang kepada anggota keluarga,” ujar Alfian.
Alfian juga berharap hadirnya Puspaga dapat mewujudkan Kota Subulussalam menjadi kota layak anak.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Subulussalam, Nurul Akmal, melaporkan, Puspaga Kota Subulussalam didukung oleh 6 tenaga konselor. Tiga diantaranya merupakan tenaga profesi sarjana psikologi. Satu tenaga dokter dan dua lainnya non psikologi.
Nurul mengatakan, pendampingan Puspaga dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, seperti keperluan rumah tangga, masalah remaja, parenting dan lainya. Pelayanan ini dilakukan secara gratis.
Nurul menyebutkan, seluruh anggaran untuk pengoperasian layanan puspaga itu ditanggung dengan anggaran APBK Kota Subulussalam melalui Dinas yang ia pimpin.
“Mudah-mudahan apa yang kita lakukan ini bermanfaat untuk masyarakat Kota Subulussalam,” ujar Nurul.(*)