Konsumsi Sering Terlambat, Kontingen Kalteng Ajukan Protes kepada Panitia PON Wilayah Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Tim pendamping sedang mengantar konsumsi atlet PON XXI Aceh-Sumut 2024. [Foto: Naufal Habibi/dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kontingen Kalimantan Tengah secara resmi mengajukan surat protes kepada panitia penyelenggara Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI wilayah Aceh.
Protes tersebut berkaitan dengan keterlambatan distribusi konsumsi untuk atlet cabang olahraga panahan dan panjat tebing, yang dianggap mengganggu persiapan atlet dalam menghadapi pertandingan.
Surat keberatan itu diterbitkan oleh Koordinator Wilayah Aceh Sekretariat Kontingen Kalimantan Tengah, Mikhael Agusta, pada Ahad (8/9/2024).
Mikhael menyatakan bahwa surat tersebut merupakan langkah resmi dari pihak kontingen kepada Pengurus Besar PON XXI (PB PON) sebagai bentuk teguran terhadap ketidaktepatan waktu panitia dalam mendistribusikan makanan kepada para atlet.
“Surat protes ini memang resmi kami ajukan kepada PB PON XXI, dan benar adanya bahwa konsumsi untuk atlet kami mengalami keterlambatan,” ujar Mikhael saat dihubungi melalui WhatsApp.
Menurutnya, keterlambatan tersebut telah terjadi selama dua hari berturut-turut, mempengaruhi kinerja dan persiapan para atlet, khususnya untuk cabang olahraga panahan dan panjat tebing.
Dalam surat protes yang diterima oleh PB PON, terdapat beberapa poin penting yang diangkat oleh kontingen Kalimantan Tengah.
Pada Sabtu, 7 September 2024, atlet panahan dan panjat tebing kontingen Kalimantan Tengah baru menerima konsumsi makan malam pada pukul 22.30 WIB, jauh dari waktu ideal.
Keesokan harinya, pada Minggu, 8 September, keterlambatan kembali terjadi. Kali ini, sarapan pagi yang seharusnya diterima lebih awal, baru tiba pada pukul 09.50 WIB.
Mikhael menjelaskan bahwa keterlambatan ini tidak hanya berdampak pada kondisi fisik para atlet, tetapi juga mengganggu program latihan yang telah dirancang tim untuk mencapai hasil terbaik dalam ajang bergengsi ini.
"Kami sangat menyayangkan kejadian ini karena persiapan yang sudah kami rancang terganggu. Atlet juga kehilangan energi yang diperlukan saat latihan,” tambahnya.
Mikhael Agusta menekankan bahwa surat keberatan ini bertujuan untuk mendorong evaluasi menyeluruh terhadap kinerja panitia dalam pelaksanaan distribusi konsumsi.
Menurutnya, protes ini bukan semata-mata kritik, melainkan bentuk perhatian agar pelayanan kepada atlet dapat ditingkatkan.
“Kami berharap dengan adanya teguran ini, PB PON dan rekanan dapat mengevaluasi sistem mereka agar konsumsi dapat diterima tepat waktu. Kami paham bahwa panitia bekerja keras, tapi kami juga punya tanggung jawab untuk memastikan atlet kami mendapatkan yang terbaik, terutama terkait kebutuhan dasar seperti makanan,” ujar Mikhael.
Sebagai langkah sementara, kontingen Kalimantan Tengah telah menyiapkan konsumsi secara pribadi bagi para atlet yang terdampak keterlambatan. Namun, Mikhael menegaskan bahwa solusi ini hanya bersifat sementara dan berharap masalah ini segera diselesaikan.
“Kami memang sudah menyiapkan konsumsi sendiri untuk sementara waktu, namun hal ini tentu bukan solusi jangka panjang. Kami berharap panitia segera menemukan solusi yang lebih baik,” ungkapnya.
Menanggapi protes ini, Ketua Bidang Konsumsi PB PON XXI wilayah Aceh, Ir. Diaz Furqan, menyampaikan permohonan maaf kepada kontingen Kalimantan Tengah.
Dia mengakui adanya keterlambatan dan mengatakan pihaknya sudah menegur rekanan yang bertanggung jawab dalam penyediaan konsumsi.
“Kami sangat memahami kekecewaan dari pihak kontingen dan sudah memberikan teguran kepada rekanan yang bertanggung jawab dalam menyediakan konsumsi. Kami akan terus berupaya memperbaiki layanan agar distribusi makanan dapat dilakukan tepat waktu,” jelas Diaz.
Diaz juga menambahkan bahwa situasi yang terjadi saat ini bukanlah hal yang diinginkan oleh pihak panitia, namun ia menekankan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.
“Saya dan tim di PB PON telah berusaha maksimal, tetapi ada beberapa kendala di lapangan yang membuat situasi tidak berjalan sesuai rencana. Namun, kami berkomitmen untuk memperbaiki sistem distribusi agar para atlet bisa mendapatkan layanan terbaik,” tutup Diaz.[nh]