Kopi Gayo Semakin Diminati Dunia Karena Organiknya
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS | Takengon - Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menjelaskan, kopi Gayo akan semakin diminati dunia karena kopi organiknya. Pasaranya juga akan semakin luas, tentunya petani juga akan semakin sejahtera.
Hal itu disampaikan Plt Gubernur Aceh ketika dilangsungkan sosialisasi kopi organik di GOS Takengon, Sabtu (26/10/2019). Plt Gubernur yang diwakili Kadis Pertanian Provinsi Aceh, A. Hanan, MM, menjelaskan pentingnya pertanian organik.
Dihadapan 600 peserta yang mengikuti sosialisasi kopi organik itu, Nova menjelaskan, jika petani kopi Gayo ingin sukses di pasar ekspor kopi arabika dunia, tidak ada pilihan lain, sistem pertanian kopi organik harus kita kembangkan secara bersama-sama.
"Jika semangat ini bisa kita budayakan, kami yakin, kopi Gayo akan semakin terkenal dan pasarnya tentu semakin luas. Dengan sistem pertanian organik ini, sudah tentu petani kopi akan lebih sejahtera karena harga jual kopi lebih tinggi," jelas Nova.
Itu sebabnya, jelas Nova, sangat penting untuk mensosialisasikan semangat mengembangkan sistem pertanian kopi organik ini. Mudah-mudahan para petani kopi Gayo sepakat mendukungnya, sehingga semua kopi arabika yang dikembangkan di daerah ini semuanya menerapkan sistem pertanian organik.
Hanan yang membacakan amanat di Gubernur dihadapan peserta merespon pidato Bupati Bener Meriah, Tgk. Syarkawi dan Bupati Tengah, Shabela Abubakar tentang adanya isu yang selama ini berkembang tentang kopi Gayo yang mengandung herbisida glyphosat.
Baik Abuya dan Bupati Aceh Tengah yang diwakili, Ishak, yang menyebutkan adanya isu kopi tercemar herbisida glyphosat, hanya ditiupkan oleh segelintir orang, sementara paktanya para buyer yang membeli kopi Gayo, tetap menjadikan kopi Gayo kualitasnya terbaik di dunia.
Adanya pernyataan kedua pemimpin di Gayo itu, dijawab Hanan yang membacakan pidaro Plt Gubernur. Gubernur sangat menyayangkan beberapa waktu lalu sempat mencuat kabar di media kalau sebagian kopi gayo yang beredar di masyarakat mengandung unsur herbisida glyphosate.
"Herbisida ini sejenis zat kimia yang biasa digunakan untuk membunuh rumput. Residu Herbisida ini tentu tidak baik bagi kesehatan. Jika isu ini terus berkembang, kita kuatir citra kopi Gayo akan menurun dan membuat pasar akan terganggu," jelas Nova.
Oleh karena itu, sudah selayaknya kita mengambil satu tindakan untuk kembali memperbaiki citra kopi Gayo ini. Salah satu langkah yang perlu kita lakukan adalah meningkatkan sistem pertanian organik yang mengutamakan penggunaan pupuk alam.
Sistem pertanian organik ini sangat baik bagi produksi kopi, sebab menerapkan prinsip ekologi, keadilan, dan perlindungan alam.
Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 64/PERMENTAN/OT.140/5/2013 dan Peraturan Kepala Badan POM Nomor 1 Tahun 2017 tentang Sistem Pertanian Organik. Dua peraturan ini mengamanatkan agar petani kita lebih mengembangkan sistem pertanian organik, termasuk untuk kopi.
Menurut Plt Gubernur anjuran ini sangat masuk diakal, sebab penelitian yang dilakukan di laboratorium, hasil pertanian yang menerapkan sistem organik memiliki banyak kelebihan dibanding pertanian yang mengandalkan sistem pemupukan dengan bahan zat kimia.
Kelebihan itu, menurut Nova, lebih kaya dengan sumber energy, karena zat yang diserap tumbuhan itu diperoleh dari energi tanah dan alam sekitarnya. Produksi juga lebih bersih karena tidak tersentuh bahan kimia.
Tanaman organik biasanya lebih tahan terhadap serangan hama, sehingga petani tidak membutuhkan banyak pestisida untuk mengusir hama. Selain itu, sangat bermanfaat dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Sebab, bahan-bahan yang digunakan untuk pertanian organik ini merupakan bahan alami yang dipoleh dari berbagai tumbuhan. Produksi akan lebih lezat karena tidak ada unsur kimia di dalamnya. Untuk kopi organik, cita rasanya lebih murni, dengan aroma yang sedap dan alami.
"Sudah tentu hasil pertanian organik ini lebih sehat dan aman untuk dikonsumsi. Harga untuk hasil pertanian yang dikelola secara organik lebih mahal ketimbang pertanian yang menggunakan pupuk kimia," jelas Gubernur.
Beberapa negara di Eropa dan Amerika sangat peduli terhadap pengembangan pertanian dengan sistem organik ini. Malah ada kecenderungan mereka menolak kopi yang dikembangkan melalui pertanian kimia. Selain berbahaya bagi kesehatan, pertanian seperti itu berpotensi merusak ekosistem alam.
Kegiatan sosialisasi yang dilangsungkan di GOS Takengon, menurut Juanda, Kadis Pertanian Aceh Tengah yang dipercayakan sebagai ketua panitia, menjawab Dialeksis.com di sela sela sosialisasi itu menjelaskan, pakar kopi Indonesia turut hadir dalam pertemuan itu.
Direktur perlindungan perkebunan, direktur pengelolaan hasil dan pemasaran pertanian dari Kementan juga ikut di kegiatan sosialisasi kopi organic ini. terlihat juga hadir mantan Kadis pertanian Aceh, M. Nur Gaybita.
Ada juga di sana Asosiasi kopi Indonesia,kepala BBP2TP, para pengurus koperasi, petani kopi dan penyuluh pertanian, juga mengikuti kegiatan tersebut. Para petani dan pengurus koperasi di tiga kabupaten, Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues.
Dalam agenda sosialisasi ini, Gubernur Aceh yang diwakili A Hanan, juga menyerahkan sertifikat organik Gayo kepada Bupati Bener Meriah, Tgk. Syarkawi, dimana sebelumnya Syarkawi dalam amanat tanpa teksnya sudah menyebutkan, sebenarnya sosialisasi organik itu tidak terlalu perlu untuk petani kopi di Gayo. Karena petani kopi di Gayo sudah mengembangkan tanamanya dengan system organik. (baga)
baca juga : Kopi Gayo Masih terbaik Dunia tidak Ada Masalah dengan Buyer