Kosakata Aceh Masuk KBBI, Guru Besar USK: Bahasa Indonesia Perlu Diperkaya
Font: Ukuran: - +
Reporter : Akhyar
Guru Besar USK, Prof Mohd Harun. [Foto: IST]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sejumlah kosakata bahasa Aceh mulai dijadikan entri atau masuk ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Bahkan, dalam sidang Komisi Bahasa Daerah yang berlangsung dua hari, 4-5 Oktober 2021, di Hotel Kyriad Muraya Banda Aceh, peserta, narasumber, dan panitia sepakat memilih 235 kosakata bahasa Aceh di bidang kemaritiman untuk diusulkan menjadi entri dalam KBBI.
Guru Besar Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Prof Mohd Harun menyambut positif usaha pemasukan kosakata Aceh ke dalam KBBI.
Menurutnya, bahasa Indonesia yang dasarnya banyak dicaplok dari bahasa Melayu masih belum begitu banyak tersedia.
Sehingga, lanjut dia, dengan peran bahasa daerah yang dinasionalkan di KBBI bisa membuat bahasa Indonesia menjadi lebih kaya dan variatif.
"Kita sambut positif usaha ini, karena bahasa Indonesia kan perlu diperkaya juga," ujar Prof Mohd Harun kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Jumat (8/10/2021).
Prof Harun melanjutkan, masyarakat harus betul-betul memelihara bahasa daerahnya hingga suatu saat kosakata daerah itu menjadi bahasa nasional.
Namun, kata dia, pemasukkan bahasa daerah ke dalam KBBI juga perlu dilihat dari segi karakteristik bahasa Indonesia.
Karena, jelas dia, dalam karakteristik bahasa Indonesia hampir tidak ditemukan vokal rangkap.
Oleh karenanya, lanjutnya, memasukkan bahasa daerah yang tidak sesuai dengan karakteristik bahasa Indonesia agak kurang relevan dilakukan.
Kecuali, kata dia, terdapat satu atau dua kosakata bahasa daerah yang menjadi pengecualian khas.
"Boleh-boleh saja tapi tidak baik kalau semakin banyak dalam bahasa Indonesia. Karena bahasa Indonesia ini asalnya bahasa Melayu yang memiliki karakteristik tidak ada vokal rangkapnya," pungkasnya.