Laptop Merah Putih Diproduksi, Luhut: Jangan Impor Selalu
Font: Ukuran: - +
Luhut Binsar Pandjaitan yang dijuluki sebagai Menteri Segalanya ini, bukan hanya sekali merangkap sejumlah jabatan. Sebelumnya Luhut ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi pimpinan sementara di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), menggantikan Edhy Prabowo yang diciduk KPK. [Foto: REUTERS/Darren Whiteside]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia akan segera memiliki laptop dan tablet Merah Putih yang dikembangkan konsorsium industri TIK bersama Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan Universitas Gadjah Mada. Luhut menjelaskan upaya ini bertujuan untuk meningkatkan penggunaan produk TIK lokal, khususnya di bidang pendidikan.
“Belanja pemerintah untuk produk dalam negeri betul-betul kita dorong. Tidak boleh kita impor - impor, padahal kita bisa produksi. Harus dibasmi orang-orang yang masih main di sini,” ujar Luhut dalam tayangan YouTube Kemenko Marves, Kamis, 22 Juli 2021.
Luhut berujar, belanja pemerintah untuk produk dalam negeri di bidang pendidikan, khususnya produk teknologi informasi dan komunikasi, masih sangat rendah dibandingkan dengan nilai impornya. Karena itu, pemerintah telah menetapkan target pengadaan TIK lokal untuk bidang pendidikan sebesar Rp 17 triliun hingga 2024.
Menurut Luhut, pemerintah berupaya membangkitkan industri TIK dalam negeri melalui berbagai program, termasuk penyediaan akses pasar, penyerapan produksi dalam negeri untuk barang dan jasa pemerintah, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, hingga permodalan. Saat ini, pemerintah menyediakan sertifikasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) gratis bagi produk yang memiliki proyeksi komponen lokal di atas 25 persen.
Pada 2021, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah mengalokasikan APBN senilai Rp 1,3 triliun untuk pengadaan 189.165 unit laptop yang seluruhnya diproduksi oleh industri lokal. Sedangkan pemerintah daerah memiliki dana alokasi khusus atau DAK fisik sebesar Rp 2,4 triliun untuk pengadaan 242.565 unit laptop.
Saat ini, terdapat enam produsen dalam negeri yang menyatakan mampu memenuhi kebutuhan pengadaan laptop pemerintah, baik di level pusat maupun pemda. Keenam produsen laptop merah putih itu adalah PT Zyrexindo Mandiri Buana, PT Tera Data Indonesia, PT Supertone, PTEvercross Technology Indonesia, PT Bangga Teknologi Indonesia, dan Acer Manufacturing Indonesia.
Seluruh pabrikan laptop memenuhi ketentuan produksi dengan tingkat komponen dalam negeri lebih dari 25 persen. Berdasarkan catatan Luhut, kesiapan produksi laptop dalam negeri mencapai 351 unit pada September 2021 dan total sebanyak 781.100 pada November 2021.
“Kita berharap makin banyak yang diproduksi (laptop) dalam negeri, sejalan dengan dana yang pemerintah punya. Kita akan bikin aturan untuk menambah produk dalam negeri,” ujar Luhut. (TEMPO)