LSM SUAR Soroti Pelayanan PON Aceh-Sumut 2024
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Ketua LSM SUAR, M. Ariffandi. [Foto: Dokumen untuk dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024 yang diharapkan menjadi ajang prestasi nasional justru disorot oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Suara Aspirasi Rakyat (SUAR) karena kurang baiknya pelayanan yang diberikan kepada kontingen dan relawan dari berbagai provinsi.
Ajang olahraga terbesar di Indonesia tersebut menghadapi berbagai persoalan terkait akomodasi, konsumsi, serta transportasi yang tidak sesuai dengan harapan.
Ketua LSM SUAR, M. Ariffandi, menyampaikan bahwa pihaknya menerima berbagai keluhan dari kontingen dan relawan yang merasa dirugikan oleh panitia pelaksana PON Aceh-Sumut.
"Sejumlah keluhan serius kami terima. Ada masalah terkait akomodasi yang tidak tersedia tepat waktu, transportasi yang sering terlambat, serta konsumsi yang diberikan kepada atlet tidak sesuai standar, bahkan ada laporan mengenai makanan yang lauknya berjamur dan berulat,” ujarnya kepada Dialeksis.com, Kamis (12/9/2024).
Keluhan mengenai konsumsi menjadi perhatian khusus, karena beberapa kontingen melaporkan bahwa makanan yang disajikan tidak hanya jauh dari standar gizi yang dibutuhkan atlet, tetapi juga dalam kondisi yang sangat buruk.
Hal ini tentunya berpotensi mengganggu performa atlet yang sangat mengandalkan asupan makanan berkualitas untuk menjaga stamina dan performa selama pertandingan.
Selain itu, ketepatan waktu transportasi juga menjadi sorotan. Banyak kontingen yang mengeluhkan transportasi yang tidak sesuai jadwal, menyebabkan keterlambatan dalam menghadiri latihan dan pertandingan.
“Transportasi yang tidak tepat waktu ini sangat merugikan atlet. Mereka membutuhkan waktu untuk beristirahat dan berlatih secara optimal, tapi justru banyak yang terpaksa menunggu berjam-jam,” tambah M. Ariffandi.
Lebih jauh, LSM SUAR juga menyoroti minimnya koordinasi antara panitia lokal dengan para kontingen, yang menyebabkan kebingungan di lapangan.
Jadwal antar-jemput yang tidak jelas, minimnya komunikasi mengenai akomodasi, hingga ketidakpastian fasilitas yang akan diterima, menjadi permasalahan serius yang harus segera diatasi.
“Kami mendesak agar panitia PON Aceh-Sumut segera melakukan evaluasi dan perbaikan dalam penyelenggaraan ini. Jangan sampai PON yang seharusnya menjadi kebanggaan bangsa, justru tercoreng oleh masalah-masalah teknis yang seharusnya bisa diselesaikan dari awal,” tegas Ariffandi.
Ia juga meminta keterlibatan aktif dari pihak terkait, termasuk PB PON Pusat dan PB PON Aceh-Sumut untuk bekerja sama dan memastikan seluruh kebutuhan dasar para atlet, pelatih, dan relawan terpenuhi.
“Semua pihak harus berkomunikasi dengan baik dan cepat tanggap terhadap masalah yang terjadi di lapangan. Jangan sampai relawan yang bekerja keras membantu acara ini malah tidak diperhatikan hak-haknya,” kata Ariffandi.
Dengan melibatkan ribuan atlet dari seluruh provinsi di Indonesia, PON Aceh-Sumut 2024 memang diharapkan menjadi ajang pembuktian kemampuan tuan rumah dalam menyelenggarakan acara berskala nasional.
Namun, berbagai permasalahan yang muncul dalam beberapa hari pertama pelaksanaan PON ini menimbulkan keraguan akan kesiapan dan profesionalisme panitia pelaksana.
M. Ariffandi mengingatkan bahwa PON bukan hanya sekadar ajang olahraga, tetapi juga simbol persatuan dan prestasi bangsa. Oleh karena itu, segala aspek penyelenggaraan harus berjalan dengan baik.
"Jangan sampai ini menjadi preseden buruk bagi Aceh dan Sumut, karena masyarakat Indonesia menaruh harapan besar pada kelancaran acara ini," tutupnya. [nh]