Beranda / Berita / Aceh / Mampukah Persiraja Menjadi Magnet Investasi di Aceh?

Mampukah Persiraja Menjadi Magnet Investasi di Aceh?

Jum`at, 17 Januari 2025 08:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Arn

Imran Joni, pengamat olahraga sekaligus mantan Ketua Seksi Wartawan Olahraga (SWO). [Foto: dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Persiraja Banda Aceh, salah satu klub sepak bola kebanggaan masyarakat Aceh, menjadi topik perbincangan menarik dalam konteks pengembangan industri olahraga di daerah tersebut.

Imran Joni, pengamat olahraga sekaligus mantan Ketua Seksi Wartawan Olahraga (SWO), menilai bahwa Persiraja memiliki potensi besar untuk menjadi magnet investasi di Aceh. Namun, menurutnya, langkah menuju pencapaian itu memerlukan banyak pembenahan.

“Saat ini, Persiraja belum sampai pada tahap menjadi magnet investasi besar. Namun, industri sepak bola di Aceh harus terus didorong untuk berkembang. Jika Persiraja mampu maju dan berhasil, maka klub ini, bersama klub lainnya, akan mampu memberikan kontribusi nyata dalam bentuk Pendapatan Asli Daerah (PAD),” ujar Imran Joni dalam diskusi bersama Dialeksis.com, Jumat (17/1/2025).

Imran menegaskan, untuk mencapai kemajuan industri sepak bola, Persiraja harus bertransformasi menjadi klub yang profesional, memiliki integritas tinggi, serta didukung oleh talenta berkualitas. 

“Profesionalisme adalah kunci. Tanpa itu, sulit bagi klub mana pun untuk menarik sponsor atau investor. Sikap profesional harus terlihat dalam semua aspek, mulai dari manajemen hingga pengelolaan tim di lapangan,” jelasnya.

Selain itu, kebutuhan sponsor menjadi isu yang tak kalah penting. Menurut Imran, sponsor merupakan tulang punggung keberlanjutan sebuah klub. 

“Bukan hanya di Aceh, tapi klub sepak bola nasional lainnya juga memerlukan sponsor untuk membiayai operasional dan membuat klub mandiri. Ketergantungan pada subsidi atau bantuan pemerintah daerah harus diminimalkan,” tambahnya.

Lebih jauh, Imran menyebutkan bahwa target Persiraja untuk kembali ke Liga 1 adalah langkah awal yang harus diwujudkan. 

“Jika Persiraja mampu masuk kembali ke Liga 1 dan menunjukkan performa yang konsisten, itu akan menjadi bukti eksistensi dan kualitas mereka. Hal ini tentu akan menarik perhatian sponsor dan investor besar,” katanya penuh optimisme.

Tak hanya itu, ia juga mengusulkan agar Persiraja bisa memanfaatkan momentum kebangkitan sepak bola nasional untuk menciptakan sinergi antara olahraga dan sektor ekonomi. 

“Jadikan Persiraja sebagai energi baru dalam memajukan Aceh. Klub ini bisa menjadi pintu masuk untuk membangkitkan ekonomi lokal melalui olahraga,” ujarnya.

Jika mampu berkembang, Imran yakin Persiraja tidak hanya menjadi kebanggaan Aceh, tetapi juga memberikan kontribusi nyata secara finansial kepada daerah. 

“Dengan pengelolaan yang baik, kontribusi klub kepada PAD bisa sangat signifikan. Bayangkan dampaknya jika stadion penuh setiap pertandingan, hak siar meningkat, dan ekosistem olahraga di Aceh menjadi lebih hidup,” paparnya.

Imran juga mengingatkan pentingnya dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, pengusaha lokal, dan komunitas suporter. 

“Kesuksesan sebuah klub tidak bisa hanya bergantung pada manajemen klub. Dibutuhkan sinergi dengan banyak pihak untuk menciptakan ekosistem yang kuat,” tegasnya.

Mengakhiri pembicaraan, Imran menyampaikan harapannya agar Persiraja mampu menjadi motor penggerak industri sepak bola di Aceh. 

“Kuncinya ada pada visi jangka panjang. Jika Persiraja konsisten membangun fondasi yang kokoh, Aceh bisa menjadi contoh sukses industri sepak bola di Indonesia. Tidak hanya memberikan prestasi di lapangan, tetapi juga membawa manfaat ekonomi bagi masyarakatnya,” tutupnya penuh harap. [ar]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI