kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Masyarakat Jenuh Prokes, IDI Aceh: Masker dan Cuci Tangan Harus Jadi Lifestyle

Masyarakat Jenuh Prokes, IDI Aceh: Masker dan Cuci Tangan Harus Jadi Lifestyle

Jum`at, 18 Maret 2022 10:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Ketua IDI Aceh Dr. dr. Safrizal Rahman, M.Kes., Sp.OT. [Foto: Istimewa]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Satgas Penanganan Covid-19 mengatakan masyarakat saat ini mulai tidak patuh menjalankan protokol kesehatan (Prokes) dengan alasan jenuh.

"Faktanya dari hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2022, menyatakan ketidakpatuhan masyarakat dengan alasan jenuh (61,2%), tidak nyaman (46%), merasa situasi sudah aman (32%), yakin tidak tertular (24,2%), tidak ada sanksi (22,7%), dan berbagai alasan lainnya," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito dalam Konferensi Pers secara virtual melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (17/3/2022).

Ketua IDI Aceh Dr. dr. Safrizal Rahman, M.Kes., Sp.OT mengatakan, memang di sadari kewaspadaan terhadap Covid-19 yang saat ini sudah berjalan 2 tahun lebih dan pasti akan muncul rasa jenuh di masyarakat. Namun untuk kebiasaan prokes terutama memakai masker dan mencuci tangan 

"Kami berpendapat bahwa ini harusnya menjadi budaya yang melekat dalam kehidupan kita kedepannya," ucapnya kepada Dialeksis.com, Jumat (18/3/2022).

Lanjutnya, dirinya mencontohkan negara Jepang yang masyarakat sudah terbiasa menggunakan masker dan sudah menjadi budaya. "Jepang adalah contoh dari bagaimana kebiasaan memakai masker sudah menjadi budaya, bahkan hampir 100 tahun sejak pandemi flu spanyol terjadi, masyarakat bahkan menjadikannya sebagai lifestyle dan tidak ada yang terganggu dengan kebiasaan ini," ujarnya.

Karena pada dasarnya, Kata Safrizal memakai masker dapat mencegah seseorang mendapatkan penyakit yang menular melalui saluran nafas, serta bagi mereka yang sakit dapat mencegah menularkan kepada orang di sekitarnya.

"Demikian pula, dengan kebiasaan mencuci tangan yang sangat bermanfaat pada pengurangan bakteri dan virus di telapak tangan yang merupakan anggota tubuh manusia yang paling sering bersentuhan dengan benda lain," tukasnya.

Lebih lanjut, dirinya mengatakan, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan antiseptik memang sudah lama di anjurkan khususnya bagi tenaga medis di rumah sakit.

"Nah dengan menjadikan kedua kebiasaan ini menjadi budaya di harapkan tidak akan ada lagi perasaan ini suatu kewajiban yang menganggu dan membosankan keseharian kita, melainkan menambah kenyamanan karena melindungi," pungkasnya. []

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda