DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Masjid Raya Baiturrahman (MRB), ikon kebanggaan masyarakat Aceh akan menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pada Kamis malam (4/9/2025), seusai shalat Isya.
Kepala UPTD Masjid Raya Baiturrahman, Saifan Nur, Rabu (3/9/2025), menjelaskan bahwa peringatan maulid tahun ini akan berfokus pada tausiyah agama yang disampaikan oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Utara, Abu H Abdul Manan, atau yang akrab disapa Abu Manan Blang Jruen.
“Tema tausiyah tahun ini adalah momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, mari kita teladani Rasulullah SAW dalam mengisi pembangunan Aceh yang berakhlakul karimah. Abu Manan akan menyampaikan pesan-pesan penting tentang bagaimana umat bisa meneladani akhlak Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari, khususnya untuk membangun Aceh yang lebih baik,” kata Saifan kepada media dialeksis.com, Rabu, 3 September 2025.
Selain masyarakat umum, perayaan maulid ini juga dipastikan dihadiri oleh Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem. Kehadiran Mualem dinilai penting karena Maulid Nabi di Aceh bukan hanya acara keagamaan, tetapi juga tradisi sosial-budaya yang memperkuat kebersamaan umat.
“Diperkirakan, Pak Gubernur juga akan memberi pernyataan atas peringatan Maulid ini, yang sejak lama menjadi perayaan sakral bagi masyarakat di Serambi Mekkah,” ujar Saifan.
Ia menambahkan, seluruh unsur eksekutif dan legislatif Pemerintah Aceh juga dijadwalkan hadir, duduk bersama masyarakat dalam momen yang penuh makna tersebut.
Meski Maulid di MRB berlangsung pada Kamis malam, tidak ada kenduri maulid atau jamuan makan bersama yang biasanya menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi ini.
“Tidak ada kenduri maulod. Kenduri untuk masyarakat umum direncanakan digelar bulan depan, yakni pada Oktober 2025,” jelas Saifan.
Kenduri Maulid di Aceh umumnya dilakukan secara besar-besaran. Setiap keluarga atau desa biasanya menyiapkan makanan khas Aceh seperti kuah beulangong (gulai daging sapi atau kambing), ayam tangkap, kue-kue tradisional, dan aneka minuman yang disantap bersama-sama, baik di meunasah, masjid, maupun rumah warga.
Tradisi memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Aceh dikenal unik dan berbeda dengan daerah lain di Indonesia. Tidak hanya digelar sehari, tetapi berlangsung hingga tiga bulan penuh mulai dari bulan Rabiul Awal. Inilah yang menjadikannya sebagai perayaan Maulid terlama di Indonesia, bahkan dunia.
Di setiap kampung, masjid, lembaga pendidikan, hingga perkantoran, masyarakat mengadakan Maulid secara bergiliran. Acara ini bukan sekadar ritual agama, melainkan juga ajang mempererat silaturahmi antarwarga.
Ia mengimbau masyarakat yang ingin hadir agar mengenakan pakaian muslim atau muslimah, demi menjaga kekhidmatan acara. InsyaAllah, malam Maulid di Masjid Raya akan berlangsung dengan penuh keberkahan
“Peringatan Maulid ini adalah warisan budaya dan syiar Islam yang terus kita jaga. Ia mempertemukan masyarakat dari berbagai lapisan, memperkuat ukhuwah, serta mengingatkan kita semua untuk kembali kepada teladan Nabi,” tutupnya.