Jum`at, 05 September 2025
Beranda / Berita / Aceh / Maulid Nabi Muhammad 1447 H Jadi Momentum Generasi Muda Aceh Meneguhkan Perdamaian

Maulid Nabi Muhammad 1447 H Jadi Momentum Generasi Muda Aceh Meneguhkan Perdamaian

Jum`at, 05 September 2025 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Ketua Rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Muhammad Afif Irvandi El Tahiry. [Foto: Dokumen untuk dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Aceh tahun ini kembali menghadirkan ruang refleksi yang melampaui sekadar tradisi seremonial.

Bagi generasi muda, peringatan kelahiran Rasulullah menjadi kesempatan untuk meneguhkan kembali nilai keteladanan, memperkuat semangat keilmuan, serta merawat perdamaian yang telah menjadi tonggak penting perjalanan Aceh pasca 20 tahun konflik.

Ketua Rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Muhammad Afif Irvandi El Tahiry, menilai bahwa Maulid Nabi adalah momentum untuk menyerap nilai universal dari Rasulullah SAW, yang ajarannya tetap relevan dengan dinamika masyarakat modern.

“Rasulullah SAW adalah teladan universal. Beliau menebar kasih sayang, menegakkan keadilan, serta mengajarkan pentingnya ilmu dan musyawarah dalam menyelesaikan persoalan. Spirit inilah yang harus menjadi pijakan generasi muda Aceh untuk menghadapi tantangan zaman,” ujar Afif kepada media dialeksis.com di Banda Aceh, Jumat (5/9/2025).

Ia menambahkan, pesan Maulid selaras dengan firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Anbiya ayat 107: Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.

Menurutnya, ayat tersebut menegaskan kehadiran Nabi sebagai sumber inspirasi damai dan rahmat yang harus diteladani, khususnya di bumi Aceh yang pernah mengalami konflik panjang.

Dalam pandangan Afif, generasi muda Aceh memiliki peran vital sebagai garda terdepan dalam merawat perdamaian yang telah berusia dua dekade. Peringatan Maulid, katanya, bisa menjadi ruang penguatan komitmen untuk menjaga stabilitas sosial dan politik.

Generasi muda Aceh adalah garda terdepan dalam menjaga stabilitas sosial. Dengan meneladani akhlak Nabi, kita bisa membangun Aceh yang lebih inklusif, adil, dan sejahtera,” katanya.

Afif menekankan, perdamaian yang telah tercipta tidak boleh hanya menjadi warisan yang dikenang, tetapi juga harus terus dihidupi oleh generasi muda melalui sikap moderat, dialogis, dan terbuka.

Selain perdamaian, Afif menyoroti pentingnya membangun Aceh dengan fondasi pendidikan. Ia mengutip hadis Nabi yang diriwayatkan Imam Ibnu Majah: Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.

Menurut Afif, hadis tersebut merupakan pengingat bahwa pembangunan Aceh harus ditopang oleh semangat menuntut ilmu dan riset, bukan hanya retorika.

“PMII mengajak seluruh mahasiswa dan pemuda untuk meneladani Nabi melalui tiga hal: membangun dengan ilmu, menjaga dengan musyawarah, dan bergerak dengan akhlak. Inilah kunci agar Aceh mampu melahirkan generasi yang berdaya saing tanpa kehilangan jati diri,” ujarnya.

Afif mengajak dengan doa dan harapan agar momentum Maulid Nabi dapat meneguhkan ukhuwah, optimisme, dan semangat perdamaian di kalangan generasi muda Aceh.

 “Mari kita jadikan Maulid sebagai cahaya yang menerangi jalan perjuangan kita bersama. Pemuda Aceh harus berani menjadi suluh perdamaian dan penggerak peradaban,” pungkasnya. [nh]

Keyword:


Editor :
Indri

perkim, bpka, Sekwan
riset-JSI
pelantikan padam
sekwan - polda
damai -esdm
bpka