Merasa Diabaikan, Relawan Irwandi-Nova Ultimatum Plt Gubernur Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Im Dalisah
Koordinator Relawan Mukhtaruddin Maop (baju batik merah lengan panjang) foto bersama saat acara silaturahmi relawan pemenangan Irwandi-Nazar, 29 di Banda Aceh. Foto: Ist
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Koordinator Relawan Pemenangan Irwandi-Nova Mukhtaruddin Maop memberi ultimatum Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah jika sampai tanggal 10 Maret 2020 tidak menerima utusan relawan, maka ia menyatakan tidak bertanggung jawab dengan segala kemungkinan yang terjadi.
"Sudah saya kasih waktu hingga tanggal 10 Maret, jika sampai tanggal itu bapak Plt tidak menerima utusan relawan untuk menghadapnya, seribu persen akan terjadi hal yang tidak saya inginkan. Semua utusan relawan sudah berada di Banda Aceh dan mendengar intruksi saya," terang Mukhtaruddin Maop kepada Dialeksis.com, Kamis, (5/3/2020).
Lebih lanjut dia mengatakan, tidak punya pilihan untuk mengatasi keadaan tersebut. Mukhtaruddin mengaku dalam posisi yang dilematis, alias serba salah.
"Kalau saya tidak melakukan hal ini, timbul anggapan dikalangan relawan bahwa saya sudah menerima 'jatah' dari Pak Plt Gubernur. Padahal berjumpa dengan Plt saja saya tidak pernah," tuturnya.
Mukhtaruddin menjelaskan telah menempuh berbagai upaya untuk memfasilitasi keinginan relawan, namun nihil.
"Sudah dua kali kita kirim surat, termasuk sekali saat difasilitasi oleh Adi Maros, tapi mentok juga. Ini kali terakhir saya peringatkan. Apabila ini juga tidak diindahkan, saya serahkan kepada relawan bagaimana mengambil sikap," tandas Mukhtaruddin.
Diakui olehnya, pihak protokoler gubernur sempat menjadwalkan pertemuan berdasarkan disposisi dari Plt Gubernur Aceh. Namun, hingga saat ini, kata dia, belum ada kejelasan.
"Ini sudah 4 bulan sejak rencana itu. Kami sudah tunggu-tunggu. Tanggal 20 Februari kemarin, saya masukkan satu surat lagi. Maka dengan beban ini, saya warning, jika tanggal 10 Maret ini Plt Gubernur tidak menerima utusan relawan, saya angkat tangan. Saya pulangkan semua ke relawan. Jangan sampai ada anggapan saya sudah dikasih jatah oleh Plt. Karena begini, saya foto dengan patung sapi saja, saya disebut mendapat jatah bantuan sapi dari Plt," jelas dia.
Akumulasi kekecewaan ini, sambungnya, bersumber dari ketidakpedulian Plt Gubernur Aceh terhadap relawan Irwandi-Nova yang telah berjuang habis-habisan untuk memenangkan pasangan Irwandi-Nova.
"Sama sekali tidak ada (perhatian). Bukan saya karang-karang, memang sama sekali tidak ada. Kami ini saat memenangkan pilkada kemarin, harta, tenaga, pikiran dan nyawa kami pertaruhkan untuk Irwandi-Nova. Irwandi-Nova wajib menang. Setelah Pak Irwandi mengalami masalah, harus Pak Nova memperhatikan, tapi ini tidak ada," ungkap dia.
Dalam kesempatan itu, dia mengatakan tidak menuntut banyak kepada Plt Gubernur. Mukhtaruddin hanya meminta agar para relawan diperhatikan.
"Kami tidak menuntut banyak, cuma diperhatikan. Janganlah kami dijadikan penonton. Ini orang yang berseberangan politik pun dijadikan pensus," ucap pria yang mengaku masih berhutang puluhan juta untuk memenangkan pasangan Irwandi-Nova.
Dia kembali menegaskan telah menggunakan segala cara untuk bisa bertemu Nova, termasuk membangun komunikasi dengan Kaban Kesbangpol Aceh, Drs. Mahdi Effendi.
"Saya memaklumi juga beliau sebagai bawahan, saya tahu beliau telah berusaha. Namun yang saya sesalkan orang yang disamping Pak Plt," pungkas dia.
"Tolong Plt Gubernur, buka sedikit ruang dialog untuk kami. Tolong sampaikan ke Pak Plt, kami merupakan garda terdepan dalam mengawal program pembangunan yang dicanangkan pemerintah Aceh. Kalau ada hambatan apapun, kami akan bantu dan membuat nyaman Pak Plt turun lapangan. Tulis itu pak," tambah Mukhtaruddin Maop sekaligus menutup keterangannya. (Im)