Meski Beda Pemahaman, Kunjungan Dalam Rangka Sense of Humanity Tak Dilarang
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Guru Besar UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Prof. Syamsul Rizal menilai kunjungan ulama Iran Prof. Dr. Abdul Majid Hakimelaki menemui pimpinan pesantren Dahrul Ihsan Labuhan Haji, Aceh Selatan, Abuya Amran Waly adalah silaturahmi biasa antar tokoh agama.
Menurut Prof. Syamsul, dalam konteks terkini Abuya Amran Waly sebagai ulama yang konsen dengan dunia tasawuf dan tradisi sufi yang dikembangkan telah merambah dunia internasional.
"Dalam posisi seperti ini sangat signifikan ulama dari belahan manapun akan bersilaturahmi dengannya, termasuk ulama dari Iran salah satunya," sebut Prof Syamsul kepada Dialeksis.com, Senin (15/7/2019).
Prof Syamsul menambahkan kunjungan silaturahmi membangun sense of humanity itu dianjurkan, tidak ada larangan.
"Memaknai dan atau merespon paham atau ajaran itu ada mekanisme tersendiri. Sebagai seorang ulama besar tentu Abuya dapat menempatkan diri secara bijak," ucapnya.
Sebagai pusat pengembangan ilmu dan peradaban, dari sisi ini ia melihat, kampus memiliki subtansi interkoneksitas ilmu dan peradaban yang dapat diwujudkan sehingga islam kultural dalam pengembangan sain dan teknologi itu nyata.
"Perihal ideologi itu ada dekat yang membentengi tidak bijak karena beda ideologi dan pemahaman subtansi keagamaan mencegah langkah untuk melahirkan peradaban (islam kultural)," tuturnya. (imd)