Milad GAM ke 44, Tokoh Muda Aceh: Kita Sudah Damai, Kesejahteraan Rakyat yang Utama
Font: Ukuran: - +
Reporter : Roni
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Tokoh Muda Aceh yang juga Ketua Dewan Pimpinan Pusat Pemuda Cinta Aceh (DPP PCA), Sulthan Alfaraby mengatakan, Milad Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang ke 44 ini harus jadi refleksi sudah seberapa sejahtera rakyat Aceh usai perjanjian damai MoU antara RI dan GAM.
"Kalau minta merdeka, menurut saya kita sudah merdeka dalam bingkai NKRI. Dan tentunya suasana damai ini harus kita jaga dan rawat," kata Sulthan saat dihubungi Dialeksis.com, Jumat (4/12/2020).
"Kemudian apa yang harus direalisasikan di Aceh melalui MoU Helsinki, kita selaku kaum muda harus terus mendorong kepada pemerintah pusat untuk segera merealisasikannya," tambahnya.
Bicara soal kesejahteraan, lanjut Sulthan, Aceh masih jauh dari yang diharapkan. Menurutnya, Pemerintah Aceh harus lebih fokus terhadap kecukupan kebutuhan masyarakat, peningkatan SDM dan kaum muda serta pengembangan di bidang UMKM paska damai Aceh.
"Karena kalau kita bicara Aceh ini tidak mempunyai SDM, saya rasa nggak mungkin, sebab banyak sekali anak-anak Aceh yang sekolah ke luar negeri, namun kenyataan kita belum mampu mengelola ini sumber daya alam kita," ungkap Ketua DPP PCA itu.
"Kalau kita lihat seperti telur, garam, gula, kita belum mampu memproduksi untuk mencukupi kebutuhan rakyat Aceh. Aceh ini daerah khusus, masa kita beli (impor) terus-terusan dari luar. Bahkan beberapa waktu lalu, listrik kita ambil dari luar. Ini bukan masalah kecil, harus jadi refleksi," tambahnya.
Sulthan berharap, di hari peringatan Milad GAM ke 44 tahun 2020 ini menjadi momentum melihat kembali kondisi Aceh paska damai dan bagaimana merawatnya serta meningkatkan kesejahteraan rakyat Aceh di masa yang akan datang.