kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Mitigasi Pencegahan Stunting Pemerintah Aceh Berhasil, JSI: Pemetaan yang Cantik

Mitigasi Pencegahan Stunting Pemerintah Aceh Berhasil, JSI: Pemetaan yang Cantik

Selasa, 22 Februari 2022 15:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Akhyar

Direktur Jaringan Survei Inisiatif (JSI) Aceh, Ratnalia Indriasari. [Foto: Istimewa]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pandemi Covid 19 membawa dampak yang cukup serius untuk Indonesia. Berbagai sektor baik itu perekonomian, pendidikan, dan kehidupan sosial mengalami permasalahan. Demikian pula dengan sektor kesehatan, sektor ini menerima dampak yang cukup krusial. 

Dalam rangka mitigasi pencegahan penyebaran wabah Covid 19, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah cukup serius mengupayakan perimbangan dalam kebijakan. Tentu keselamatan warga adalah prioritas, akan tetapi kesejahteraan warga juga bagian dari ketentuan utama yang tidak boleh terlupakan.

Di saat pandemi Covid 19 tidak diketahui kapan selesai, muncul informasi yang cukup menggembirakan ke tengah publik. Informasi ini merupakan perhatian yang dari dulu sangat ingin dientaskan, yaitu informasi mengenai prevalensi stunting di Indonesia.

Berdasarkan data terbaru sebagaimana disampaikan oleh Kementerian Kesehatan RI melalui hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun 2021, menunjukkan jika perkara stunting secara nasional mengalami penurunan sebesar 1,6 persen per tahun dari 27,7 persen tahun 2019 menjadi 24,4 persen tahun 2021. Bahkan, hampir sebagian besar dari 34 provinsi menunjukkan penurunan dibandingkan tahun 2019 dan hanya lima provinsi yang menunjukkan kenaikan. 

Khusus untuk Aceh, angka stunting mengalami penurunan yang cukup signifikan. Disampaikan oleh Gubernur Aceh Nova Iriansyah pada Desember 2021 sebagaimana mengutip hasil SSGI 2021, ia mengatakan, prevalensi stunting di Aceh berada di angka 30,8 persen atau turun sebesar 4,7 persen. Karena, pada tahun 2018 berdasarkan hasil riset Kesehatan Dasar disebutkan angka prevalensi stunting di Aceh sebesar 37,9 persen.

Direktur Jaringan Survei Inisiatif (JSI) Aceh, Ratnalia Indriasari mengatakan, penurunan angka stunting di serambi mekkah layak diapresiasi. Ia mengaku bersyukur pada angka terbaru prevalensi stunting di Aceh. karena menurutnya, balita yang sehat sangat menentukan arah pembangunan Aceh ke depan.

“Penurunan angka stunting Aceh cukup menggembirakan kita. Meski secara tak formal, menurut kami Pemerintah Aceh layak diberi penghargaan. Karena perbandingan dari tahun 2018 hingga 2021, penurunan stunting ini mungkin tidak akan terjadi apabila tidak ada pemetaan yang cantik dan komprehensif dari Pemda terhadap mitigasi stunting di Aceh,” ujar Indri kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Senin (21/2/2022).

Indri menambahkan, program dan langkah strategis yang dilakukan oleh Pemerintah Aceh dalam menurunkan angka stunting sebagaimana termuat dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Aceh Nomor 14/2019 tentang Pencegahan dan Penanganan Stunting Terintegrasi di Aceh terbilang cukup berhasil.

Diantara poin Pergub itu yang dirasa sangat berperan dalam upaya mitigasi stunting, kata Indri, ialah adanya plot anggaran untuk penanganan stunting yang dibebankan pada Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA), Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten/Kota (APBK), Anggaran Pendapatan dan Belanja Gampong (APBG), serta dari sumber dana lainnya yang sah dan tidak mengikat.

Menurutnya, plot anggaran sangat menentukan terhadap berhasilnya mitigasi pencegahan ini. Karena bicara masalah kesehatan gizi maka butuh anggaran untuk menyokong keperluan gizi serta sanitasi untuk ibu hamil (Bumil) dan balita.

Di sisi lain, Direktur JSI Aceh itu juga menegaskan, gerakan dan upaya pencegahan semua lapisan masyarakat juga sangat diperlukan. Menurutnya, masyarakat harus bahu-membahu bersama para koordinator yang bertugas untuk mengampanyekan pencegahan stunting dan edukasi cara hidup sehat.

“Pencegahan stunting butuh respons semua kalangan. Tak boleh hanya dibebankan kepada stakeholder yang berwenang. Semua lapisan masyarakat harus berkontribusi. Semua punya power untuk mengentaskan stunting di Aceh. Bersyukur tahun 2021 kita turun 4,7 persen. Mungkin tahun ini, bila kita semua serius, bisa saja turun sampai 10 persen,” ungkapnya.

Indri menyimpulkan, upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Aceh dengan mem-pergubkan mitigasi stunting sudah cukup cantik. Namun, ia juga berharap hal yang sama datang dari masyarakat untuk ikut serta dalam mengambil andil ini. 

“Harus kita akui memang kita belum bisa keluar sepenuhnya dari bayang-bayang Covid 19. Tapi yang ingin saya tegaskan ialah keterpurukan akibat Covid 19 jangan sampai berimbas pula pada stunting. Jangan sampai kita mendengar ada orang menyepelekan stunting. Sangat sedih kita bayangkan bila memang kejadiannya seperti itu. Apalagi ini menyangkut dengan kesehatan balita. Anak-anak kita. Generasi penerus kita. Makanya, semua kalangan harus memprioritaskan persoalan ini. Lakukanlah semampu dan sewajar yang kita bisa,” tutupnya. [Akhyar]

Keyword:


Editor :
Zakir

riset-JSI
Komentar Anda