Mualem, Sosok Pendobrak Perubahan dan Pejuang Perdamaian Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Irvan Akbar, mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) asal Nagan Raya. Dokumen untuk dialeksis.com.
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Irvan Akbar, mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) asal Nagan Raya, menekankan peran penting yang dimainkan Muzakir Manaf, atau yang lebih dikenal dengan Mualem, dalam sejarah pembangunan dan perdamaian di Aceh.
Menurut Irvan, Mualem merupakan sosok yang mampu membawa perubahan signifikan dalam perjalanan Aceh, baik dari segi pembangunan infrastruktur maupun kesejahteraan sosial.
"Mualem adalah figur yang berpengalaman dan mampu mendobrak perubahan di Aceh. Sebagai mantan Wakil Gubernur Aceh dan ketua Partai Aceh, ia telah memberikan kontribusi besar dalam memajukan kebijakan pembangunan daerah," kata Irvan dalam diskusi kepada Dialeksis.com, Rabu, 2 Oktober 2024.
Visi dan misi yang diusung oleh Mualem sebagai calon Gubernur Aceh, menurut Irvan, sangat jelas dan berpijak pada kebutuhan utama masyarakat Aceh.
Irvan meyakini, Mualem memiliki kemampuan untuk mengatasi berbagai tantangan yang selama ini menjadi hambatan dalam pembangunan di Aceh.
"Mualem memiliki visi yang kuat untuk membawa Aceh menuju kesejahteraan. Kiprahnya selama ini sudah membuktikan kemampuannya," tambah Irvan.
Namun, tidak hanya dalam bidang pembangunan, peran Mualem dalam perdamaian Aceh juga tidak bisa diabaikan.
Irvan mengingatkan bahwa Mualem adalah salah satu tokoh penting dalam Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang terlibat langsung dalam proses perdamaian yang bersejarah.
Konflik panjang di Aceh, yang berlangsung selama beberapa dekade, mencapai titik puncaknya ketika Mualem berpartisipasi dalam negosiasi kesepakatan damai Helsinki pada tahun 2005.
"Jangan lupakan bahwa Mualem adalah pejuang perdamaian. Peran utamanya dalam perundingan Helsinki sangat menentukan arah masa depan Aceh. Tanpa kontribusinya, mungkin kita tidak akan merasakan stabilitas dan kedamaian yang kita nikmati sekarang," ujar Irvan.
Sebagai salah satu tokoh GAM yang dulu berjuang di medan perang, Mualem telah menunjukkan transisi yang mulus dari medan konflik menuju meja perundingan dan pemerintahan.
Peralihan ini, menurut Irvan, mencerminkan kedewasaan politik dan komitmen Mualem terhadap kemajuan Aceh.
"Dia adalah bukti hidup bahwa seseorang dapat berubah dari pejuang bersenjata menjadi pembawa kedamaian yang sejati," lanjut Irvan.
Selain itu, Irvan juga mengimbau agar masyarakat Aceh tidak terpecah belah karena perbedaan pandangan politik.
Menurutnya, Aceh harus terus maju dengan semangat persatuan, tanpa harus kehilangan nilai-nilai perdamaian yang telah diperjuangkan.
"Perbedaan politik adalah hal yang wajar dalam demokrasi. Tapi, yang paling penting adalah kita semua tetap menjaga kedamaian dan kerukunan. Aceh yang damai adalah warisan paling berharga yang harus kita jaga bersama," tegas Irvan.
Melihat potensi dan pengalaman Mualem, banyak yang meyakini bahwa ia akan menjadi figur kunci dalam Pilkada Aceh 2024.
Kehadirannya dalam kancah politik tidak hanya membawa harapan baru, tetapi juga menghidupkan kembali semangat perdamaian dan kemajuan di Aceh.
Irvan kembali menegaskan bahwa semangat perdamaian yang telah dibangun harus tetap dijaga oleh seluruh elemen masyarakat, tanpa memandang afiliasi politik.
"Masa depan Aceh ada di tangan kita semua. Dengan menjaga perdamaian dan persatuan, kita bisa menghadirkan perubahan yang lebih baik untuk generasi mendatang," tutupnya.