Mulai Desember, Pelabuhan Ulee Lheue Berlakukan Pembayaran Elektronik
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pemerintah Kota Banda Aceh menerapkan sistem pembayaran elektronik untuk akses ke Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, Banda Aceh, yang rencananya dilaunching pada Desember mendatang.
Kebijakan itu ditetapkan setelah Dinas Perhubungan Kota Banda Aceh secara resmi menandatangani perjanjian kerja sama Pilot Project Electronifikasi E- Retribusi kawasan Pelabuhan Ulee Lheue dengan Bank Mandiri, BRI, BNI, BCA, BNI Syariah, dan Bank Aceh Syariah di Auditorium Kantor Perwakilan BI Aceh, Jumat (18/10/2019).
"Tujuan elektronifikasi transaksi nontunai, agar masyarakat mampu mengikuti dan memanfaatkan perubahan zaman serta perkembangan teknologi dan era digital seperti saat ini," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Banda Aceh Muzakkir Tulot, seperti dilansir detikcom.
Dia menerangkan, soft launching pembayaran menggunakan uang elektronik itu dilakukan pada akhir Oktober ini sedangkan grand launching ditargetkan digelar Desember.
Muzakir berharap, masyarakat nantinya memiliki uang elektronik yang dikeluarkan perbankan untuk memudahkan bertransaksi di Pelabuhan Ulee Lheue.
"Penerapan itu juga untuk merealisasikan salah satu poin dalam MoU antara Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman dengan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh," jelasnya.
Untuk tahap awal, pembayaran non-tunai ini diterapkan pada penerimaan retribusi jasa tanda masuk pelabuhan, jasa penitipan kendaraan di hanggar parkir. Selain itu juga jasa timbangan kendaraan di Pelabuhan Ulee Lheue.
Pemko Banda Aceh rencananya akan memasang gate pass system di pintu masuk kendaraan roda dua dan roda empat.
Sistem Payment Gateaway yang terpasang hanya dapat berlaku untuk satu jenis produk kartu member Dishub yaitu Kartu Gemilang.
Kepala Bank Indonesia (BI) Aceh, Zainal Arifin Lubis, menjelaskan, penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut jadi suatu momentum yang bermakna dan penting. Hal itu membutuhkan proses panjang.
"Salah satu tujuan dari Bank Indonesia mendorong penggunaan instrument pembayaran non tunai adalah untuk meningkatkan inklusivitas keuangan," jelas Zainal.
Karena itu, tambahnya, pada prinsipnya Bank Indonesia berharap nantinya implementasi elektronifikasi tersebut dapat menerima seluruh instrument pembayaran non tunai dari berbagai issuer.(me/detikcom)