Nasib Honorer Pejuang Tes CPNS, Mulai Pinjam Uang Hingga Tinggalkan Keluarga
Font: Ukuran: - +
Reporter : Alfi Nora
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Mengalami kegagalan dalam mengikuti tes penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sudah tidak asing lagi para pejuang CPNS. Para pejuang NIP ini berlomba-lomba untuk bisa meraih kelulusan menjadi abdi negara.
Banyak yang berharap bisa lulus, dengan berjuang untuk mengalahkan jutaan saingan lainnya, namun hal tersebut tidak membuahkan hasil, mengalami kegagalan untuk kesekian kalinya tes CPNS.
Begitulah yang dirasakan oleh seorang pejuang CPNS bernama Dewi Sartika, ia sudah menjadi honorer di salah satu instansi pemerintahan di Aceh Utara selama 8 tahun. Awalnya ia juga sudah melewati masa bakti selama 1 tahun tanpa ada bayar sepeserpun.
“Mau enggak mau, memang itu sudah menjadi pekerjaan tetap saya, memang kalau dipikir-pikir sulit juga untuk bertahan, tetapi karena tidak ada pilihan lain apa boleh buat,” ujarnya saat dihubungi Dialeksis.com, Rabu (30/12/2020).
Menurutnya, soal-soal yang tersedia dalam tes penerimaan CPNS ini sangat rumit dan menjebak, sebenarnya soal tidak terlalu sulit namun jawabannya sangat-sangat mirip kemudian juga harus kejar-kejaran dengan waktu, dengan sisa waktu yang sedikit asal jawab saja tidak dibaca kembali.
Tes CPNS dilaksanakan di beberapa Kabupaten/Kota bahkan ada yang harus berangkat ke provinsi.
“Tes terakhir saya harus berangkat ke Banda Aceh sehari sebelum hari H, anak dan suami saya tinggalkan di kampung. Biaya pun yang dibawa pas-pasan, namun ternyata setelah mengikuti tes juga masih belum lulus, yang penting sudah berusaha,” jelasnya.
Ia berharap, ada tes penerimaan khusus untuk honorer di instansi pemerintahan bukan hanya untuk guru saja, walaupun ada ujian tulis juga namun tidak serumit tes CPNS murni.
“Saya berharap ada kenaikan gaji untuk karyawan honorer, minimal mencapai 1 juta perbulan,” harapnya.
Hal senada juga dirasakan oleh Guru Honorer Asal Aceh Timur, Muhammad Asnawi. Ia sudah menjadi guru honorer selama 11 tahun sampai saat ini, sudah mengikuti tes CPNS sekian kali namun masih gagal juga.
“Saya ingat sekali waktu pergi berangkat ke Banda Aceh, saya sampai meminjam sejumlah uang sama saudara biar bisa berangkat,” ujar Asnawi.
Selain menjadi guru honorer, ia juga bekerja sampingan sebagai petani dan pekerja serabutan di desanya.
“Untuk cari-cari tambahan, biar tetap bisa menghidupi keluarga di rumah,” ucapnya.
Asnawi juga berharap adanya kenaikan gaji untuk guru honorer, jangan dibayar per tiga bulan sekali karena hal ini tidak mencukupi kebutuhan pokok dan kehidupannya sehari-hari.
"Dan semoga tes CPNS ke depan dilakukan di lokasi terdekat, sehingga memudahkan kami para honorer dalam mengikuti tes tersebut," pungkasnya.