Nasri Resmi Dilantik sebagai Kepala BPMA, DEM Aceh Dorong Optimalisasi Migas Berkelanjutan
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Presiden DEM Aceh, Faizar Rianda. Foto istimewa.
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dalam sebuah upacara resmi yang digelar di Gedung Chaerul Saleh, Kantor Sekretariat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kamis (16/1), Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melantik Nasri sebagai Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) yang baru.
Nasri menggantikan Mohammad Faisal, yang telah menyelesaikan masa tugasnya dengan berbagai pencapaian signifikan di sektor migas Aceh.
Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Aceh menyampaikan harapan besar kepada Nasri sebagai Kepala BPMA yang baru.
Presiden DEM Aceh, Faizar, mengingatkan bahwa pengelolaan migas Aceh harus tetap berlandaskan pada semangat MoU Helsinki dan amanat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Bersama Sumber Daya Alam Minyak dan Gas Bumi di Aceh.
“Kami berharap Kepala BPMA yang baru dapat menjunjung tinggi transparansi dan akuntabilitas dalam setiap kebijakan, serta menjalin sinergi yang erat dengan pemerintah daerah. Hal ini penting untuk memastikan pengelolaan migas yang berkeadilan dan berkelanjutan bagi masyarakat Aceh, sesuai dengan amanat otonomi khusus yang dijamin oleh Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA),” ujar Faizar kepada Dialeksis.com, Sabtu, 18 Januari 2025.
Tidak lupa, DEM Aceh juga menyampaikan apresiasi kepada Mohammad Faisal atas dedikasinya selama memimpin BPMA.
Faisal dinilai berhasil mencatatkan sejumlah pencapaian penting, termasuk pengalihan Blok WK Rantau, yang menjadi salah satu tonggak keberhasilan pengelolaan migas di Aceh.
Selain itu, di bawah kepemimpinannya, Pemerintah Aceh diproyeksikan menerima alokasi dana bagi hasil migas sebesar Rp100,035 miliar pada 2025, mencerminkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Dengan pelantikan Nasri, tantangan besar menanti, termasuk memastikan keberlanjutan industri migas Aceh yang dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan daerah, dan mendukung pembangunan berkelanjutan.
Potensi besar sumber daya migas Aceh diharapkan dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan rakyat, sekaligus memperkuat kontribusi Aceh dalam ketahanan energi nasional.
“Pelantikan ini menjadi awal baru bagi BPMA dalam menjalankan tugasnya. Kami optimis Nasri akan mampu membawa angin segar dalam pengelolaan sektor migas Aceh,” pungkas Faizar.