Nelayan Aceh Pertanyakan Mahalnya Biaya Pengurusan SIPI
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Nelayan mengeluhkan lamanya kepengurusan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) yang selama ini mereka alami. Hal ini diperparah dengan tingginya biaya kepengurusan dokumen izin melaut itu.
Hal itu di disampaikan oleh Penasehat Lembaga Adat Panglima Laot wilayah Kutaraja Sofyan kepada Dialeksis.com, Kamis (7/2) malam di Banda Aceh.
"kepengurusan SIPI lama sekali. Kami mengurusnya sampai berbulan-bulan baru selesai"ujar Sofyan.
Selain mengeluhkan lamanya kepengurusan, Sofyan juga mempertanyakan tentang mahalnya biaya kepengurusan SIPI. Menurutnya, kepengurusan SIPI untuk kapal berkapasitas di atas 60 Gross Tonnage (GT), memakan biaya 800 ribu/GT/tahun.
"kalau macam kami punya 185 GT kali 800 ribu/GT, bayangkan berapa yang harus kami keluarkan"jelas pria yang akrab di sapa Wak Yan oleh kalangan nelayan ini.
Walaupun tidak terlalu mempersoalkan soal biaya perizinan, dirinya bingung dengan perbedaan yang sangat signifikan antara kapal di atas 60 GT dengan kapal yang berkapasitas di bawahnya.
"kenapa bedanya jauh sekali?di bawah 60 GT cuma kena 27 ribu/GT/tahun. Departemen Kelautan ini apa?kenapa pajak nya beda sekali?peu binatang nyoe (binatang apa ini-red)"gugatnya.
Biaya yang harus di bayarkan, tambah Sofyan, juga harus di depan. Kalau belum memperoleh dokumen SIPI tersebut, nelayan belum bisa melaut. Nelayan harus bayar dulu baru turun melaut.
Sofyan berharap, tingginya biaya pajak yang mereka keluarkan harus di imbangi dengan usaha pemerintah untuk memperbaiki kualitas produksi nelayan.
"hanya 30 % kualitas produksi perikanan yang dapat dijual dengan nilai yang lumayan, selebihnya, tidak bisa dijual karena kualitas ikan yang rendah. Akhirnya, hanya jadi keumamah"ungkapnya panjang lebar.
Sofyan mengungkapkan kondisi nelayan makin diperparah dengan adanya percaloan. Dirinya mengaku pernah di calo oleh oknum tertentu untuk kepengurusan dokumen SIPI.
"kemarin saya kena 1,4 juta/GT untuk pengurusan SIPI 60 GT keatas"aku Sofyan.
Sofyan berkeinginan jika ada kesempatan, ingin mempertanyakan perihal tersebut kepada Menteri Kelautan. Disamping itu Sofyan berharap kepada pihak terkait agar dapat memaksimalkan potensi kelautan, khususnya di Aceh, sehingga dapat memakmurkan kehidupan nelayan Aceh.