Nuram, Inovasi Nugget Tiram Mahasiswa USK untuk Gizi dan Cegah Stunting
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Mahasiswa USK Ciptakan Nuram (Nugget Tiram), Inovasi Kuliner Laut Berbasis Tiram untuk Peningkatan Gizi dan Pencegahan Stunting. [Foto: dokumen untuk dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Inovasi dalam dunia kuliner laut kembali lahir dari tangan-tangan kreatif mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK).
Dengan semangat untuk meningkatkan gizi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, sekelompok mahasiswa dari USK berhasil menciptakan produk baru yang diberi nama Nuram (Nugget Tiram).
Produk ini merupakan olahan makanan praktis berbahan dasar tiram (Saccostrea Cucullata) yang tidak hanya lezat, tetapi juga mengandung gizi tinggi dan ekonomis.
Inovasi ini mendapat perhatian luas, terutama dalam upaya mendukung program nasional pencegahan stunting di Indonesia.
Nuram adalah hasil karya dari tim mahasiswa yang terdiri dari Mulia Nasriza, Najwa Miftahul Jannah, Cut Najhan Riza dari Program Studi Ilmu Keperawatan, serta Sabila Mauliza dari Program Studi Bimbingan Konseling, dan Zahrina Arifah dari Program Studi Psikologi.
Di bawah bimbingan Ns. Maulina, M.Kep., Sp.Kep.Kom, mereka berhasil mengembangkan produk ini melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2024.
Proposal mereka yang berjudul “NURAM (Nugget Tiram): Inovasi Makanan Laut Praktis Berbahan Dasar Saccostrea Cucullata Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Gizi dan Pencegahan Stunting” berhasil lolos dan mendapatkan pendanaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.
Produk Nuram hadir sebagai solusi inovatif di tengah tingginya angka stunting di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki potensi besar dalam pengembangan sumber daya laut seperti Aceh.
Stunting, kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, menjadi ancaman serius bagi masa depan generasi muda di Indonesia.
Dengan pemanfaatan tiram sebagai bahan utama, Nuram menawarkan alternatif makanan yang kaya akan nutrisi penting seperti zinc, zat besi, protein, karbohidrat, kalsium, kalium, dan natrium, namun tetap rendah lemak.
Kombinasi kandungan nutrisi ini sangat vital untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), periode yang sangat menentukan kualitas hidup seseorang di masa depan.
Kandungan zinc yang tinggi pada tiram, misalnya, berperan penting dalam mendukung fungsi imun dan sintesis protein, serta mempercepat proses penyembuhan luka.
Zat besi membantu dalam pembentukan hemoglobin yang sangat dibutuhkan dalam transportasi oksigen ke seluruh tubuh. Protein berperan sebagai bahan baku utama dalam pembentukan otot dan jaringan tubuh lainnya.
Kalsium diperlukan untuk perkembangan tulang dan gigi yang kuat, sedangkan kalium membantu mengatur keseimbangan cairan dan fungsi otot.
Selain itu, rendahnya kandungan lemak pada tiram menjadikan Nuram sebagai pilihan makanan yang sehat, bahkan untuk mereka yang sedang menjalani diet ketat sekalipun.
Mulia Nasriza, ketua tim inovasi ini, mengungkapkan bahwa Nuram diharapkan tidak hanya menjadi alternatif makanan praktis yang sehat, tetapi juga menjadi produk yang dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, khususnya para pedagang tiram di pesisir pantai Desa Alue Naga, Kota Banda Aceh.
“Harapan dari keberlanjutan program ini adalah produk kami dapat dikenal secara luas di masyarakat, bermanfaat bagi masyarakat, dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi pedagang tiram, dan dapat memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari masyarakat, serta menjadi salah satu pendukung program pemerintah dalam pencegahan stunting,” ujarnya kepada Dialeksis.com, Jumat, 9 Agustus 2024.
Dalam proses pengembangan produk ini, Mulia dan timnya tidak hanya berhenti pada tahap produksi. Mereka juga melakukan serangkaian uji analisis kandungan gizi untuk memastikan bahwa klaim nutrisi yang mereka tawarkan benar-benar akurat.
Selain itu, mereka telah melakukan pengujian produk dan perizinan dari dinas terkait, termasuk pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB) serta sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Langkah ini penting untuk menjamin bahwa produk yang mereka hasilkan tidak hanya aman dikonsumsi, tetapi juga sesuai dengan standar syariah, yang sangat penting mengingat mayoritas penduduk Aceh adalah Muslim.
Saat ini, Nuram sudah mulai dipasarkan di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Produk ini mendapatkan sambutan positif dari masyarakat, terutama di kalangan konsumen frozen food yang menyukai makanan praktis namun tetap sehat.
Pesanan juga sudah mulai berdatangan dari luar Kota Banda Aceh, seperti dari Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Bireun, menandakan potensi pasar yang lebih luas di masa mendatang.
Bagi yang tertarik untuk mencoba atau mengetahui lebih lanjut tentang Nuram, informasi lengkap dapat diakses melalui akun Instagram resmi mereka di @pkmknuram2023.
"Dengan dukungan yang semakin luas dari masyarakat, Nuram diharapkan dapat menjadi ikon baru dalam dunia kuliner Aceh, sekaligus memberikan kontribusi nyata dalam upaya meningkatkan gizi masyarakat dan mencegah stunting di Indonesia," pungkasnya. [nh]