Optimalisasi Intervensi Gizi Sensitif Disebut Mampu Turunkan Angka Stunting di Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Akhyar
Kepala Rumah Sakit Pendidikan Prince Nayef bin Abdul Aziz Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, dr. Iflan Nauval. [For Dialeksis.com]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kepala Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Prince Nayef bin Abdul Aziz Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, dr Iflan Nauval mengatakan, angka stunting di Aceh masih berada di atas rata-rata nasional. Banyak hal yang sebenarnya perlu diperhatikan oleh berbagai pemangku kebijakan.
Ia menegaskan, mitigasi penanganan stunting bukan hanya tugas dari sektor kesehatan saja, melainkan terdapat banyak sektor yang harus berkontribusi untuk percepatan penurunan angka stunting di Aceh.
“Yang menjadi catatan kami adalah belum optimalnya intervensi gizi sensitif terutama penyediaan akses air bersih dan sanitasi pada masyarakat di pedesaan,” ujar dr Iflan kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Minggu (20/2/2022).
Selain itu, lanjut dia, perlu sekali optimalisasi peran kader kesehatan di desa sebagai ujung tombak edukator masyarakat seperti pola asuh anak, pendidikan gizi sejak dini, serta edukasi kesehatan reproduksi.
Menurutnya, salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah alokasi anggaran pada gampong untuk kegiatan pengembangan SDM gampong melalui program penyuluhan, praktik penyediaan MP-ASI, pemanfaatan lahan rumah untuk tumbuhan konsumsi keluarga, serta banyak hal yang bertujuan meningkatkan kapasitas SDM gampong.
Di sisi lain, kata dia, semua pihak harus fokus pada stunting anak bawah dua tahun (Baduta) rentang usia 6-24 bulan. Karena di rentang usia ini, pengukuran panjang badan wajib rutin dilakukan.
“Apabila nanti ditemukan stunting Baduta, maka kita bisa segera melakukan terapi pada anak tersebut. Sehingga bisa mencegah terjadinya stunting lebih lanjut saat memasuki usia balita,” pungkasnya. [AKH]