Pakar: Jika Kendala Layanan BSI Terus Berkelanjutan, Berakibat Mundurnya Pertumbuhan Ekonomi
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Muhammad Khaidir Direktur Pusat Analisis Kajian dan Advokasi Rakyat (PAKAR)
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Direktur Pusat Analisis Kajian dan Advokasi Rakyat (PAKAR), Muhammad Khaidir menanggapi perihal kekacauan dan lemahnya pelayanan bank syariah yang ada di Aceh yang diperparah lagi erornya layanan BSI berapa hari belakangan ini.
Hal itu dinilai sangat menyulitkan masyarakat yang selama ini menjadikan bank syariah sebagai tumpuan untuk bertransaksi.
“Kalau ini berkelanjutan maka pertumbuhan ekonomi akan terus mundur, karena insentif dan nilai ekonomis bank syariah di Aceh tidak kompetitif dan tidak mendukung kebutuhan investasi,” ujarnya kepada Dialeksis.com, Selasa (16/5/2023).
Misal, sebutnya, terbatasnya jaringan, tingginya bunga atau bagi hasil dan tidak luwes prosedurnya.
“Artinya keberadaan bank syariah belum mampu memposisikan diri dan belum mampu mendatangkan kepercayaan kepada investor secara kuat,” ungkapnya.
Menurut Khaidir, daya dorong bank syariah juga ditentukan oleh kemampuan dalam memfasilitasi lalu lintas pembayaran, kecepatan dan kemudahan transaksi dalam dan luar negeri, serta jangkauan dan kemampuan layanan yang diberikan.
Selama ini, kata dia, bank syariah belum memiliki kemampuan menyerupai atau mendekati bank konvensional yang pernah ada di Aceh, maka selama ini hal itu juga akan menghambat aktivitas ekonomi.
“Dengan kondisi BSI seperti ini terlihat memonopoli pasar perbankan di Aceh, dimana bank syariah lain hanya ada di Kota Banda Aceh atau paling tidak hanya sampai ibukota kabupaten. Maka penetrasi perbankan ke desa yang dulu dilakukan oleh BRI juga kemungkinan akan terhambat,” jelasnya.
Untuk itu, lanjutnya, perputaran uang akan lebih banyak di kota, maka akan mendorong ketimpangan ekonomi antara desa dan kota. Juga ketimpangan antara daerah maju dan tertinggal akan semakin besar. (Nor)