Dialeksis.com - Dosen FH Unsyiah, Saifuddin Bantasyam menyayangkan tak terpilihnya Prof Mahfud MD sebagai Cawapres Jokowi dalam Pilpres 2019 mendatang. Meskipun Mahfud MD sudah menyatakan tak kecewa namun hanya kaget, Saifuddin menilai Mahfud MD menyimpan perasaan kecewa dalam lubuk hatinya.

"Beliau sdh cukup bersabar dlm bbrp bulan ini terhadap pancingan wartawan terkait munculnya nama beliau sbg salah satu kandidat cawapres. Beliau selalu memberi jawaban yg bersifat normatif. Mengapa? Karena beliau tak ingin mendahului takdir. Tak ingin menyatakan secara berlebihan," tulis Saifuddin Bantasyam di status Facebooknya, Jumat (10/8).

Tetapi kemudian, kata Saifuddin, dinding kesabaran tersebut jebol. Saat ditanya lagi oleh wartawan pada Kamis pagi, Mahfud MD memberi beberapa statemen di antaranya, bahwa pilihan kepadanya adalah sebuah kehendak sejarah.

Seandainya tak memberi wawancara itu, seandainya tak bilang bahwa CV sudah diminta dan seterusnya, dan Mahfud hanya diam atau bersabar saja dulu, dan baru bicara setelah namanya disebut langsung oleh Jokowi secara resmi di Resto Plataran Menteng, maka tak ada drama tersebut, kata Saifuddin.

"Tetapi beliau terpancing. Salahkah beliau? Tidak. Sebab gesture orang dekat Jokowi sdh sedemikian nyata dan resmi. Sudah sedemikian dekat. Tetapi batal saat satu kekuatan datang memberitahu Jokowi, "Jangan Prof. Mahmud, melainkan Prof Ma'ruf saja!"

Saifuddin menyatakan turut bersimpati untuk Mahfud MD dan menilai kontribusinya untuk bangsa Indonesia tak akan terlupakan.

"Apa yg sdh terjadi adlh satu pembelajaran penting utk kita semua. Dari sisi keimanan, tak terpilihnya Anda adlh sebuah takdir. Ada campur tangan Allah. Bhw Jokowi memilih Prof. Ma'ruf, juga karena ada campur tangan-Nya," tulisnya. []