Beranda / Berita / Aceh / Pandemi Covid-19, Mahasiwa/i Terus Dimudahkan Dalam Urusan Pendidikan di Aceh

Pandemi Covid-19, Mahasiwa/i Terus Dimudahkan Dalam Urusan Pendidikan di Aceh

Kamis, 22 Juli 2021 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur

Ilustrasi. [Foto: pexels.com/@jeswin]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Selama pandemi Covid-19 banyak sekali hal yang membuat masyarakat menurun dari segi penghasilan dan juga kesulitan dalam menyelesaikan dari segi pekerjaan dan juga pendidikan.

Namun upaya dari pemerintah sendiri dalam memaksimalkan segala kebutuhan dari masyrakat terus diupayakan.

Terkhususnya mahasiswa/i yang ada di Aceh juga merasakan dampak dari pandemi ini. Namun, tentu saja pemerintah dan lembaga yang ada di Indonesia terus berupaya meringankan beban dari mahasiswa/i yang saat ini mengalami dan merasakan dampak dari Covid-19.

Berikut sedikit dari beberapa mahasiswa/i yang ada di Aceh yang diwawancara oleh Dialeksis.com, Kamis (22/07/2021) via telepon.

Mahasiswa Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL), Andy Pramana mengatakan kepada Dialeksis.com, “Terkait pandemi, tentu saja saya secara pribadi merasakan dampak yang berat terkhusus saya dan teman-teman yang jurusan teknik, yang harusnya kami belajar tentu secara luring ini jadi daring, ilmu yang didapat itu kurang dipahami,” tukasnya.

Dirinya menambahkan, untuk teknik sendiri itu lebih sering praktek atau langsung di Lab daripada teori, jadi sulitnya dalam memahami materi yang diberikan karena tidak mudah dipahami langsung.

Kemudian, Andy mengatakan, namun, tentu upaya pemerintah tidak putus begitu saja, adapun beasiswa dan bantuan kuota belajar bagi kami mahasiswa/i yang sedang belajar dan menyelesaikan pendidikan dan "Itu cukup meringakan kami," tuturnya. 

Kemudian, Juga dari pihak kampus juga ada pemotongan SPP, dan itu cukup meringankan mahasiswa/i selama pandemi.

Mahasiswi UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Riazul Jannah saat diwawancara Dialeksis.com menyampaikan, “Selama pandemi tentu pelaksanaan pembelajaran secara daring itu kurang efektif, dan saya yakin semua mahasiswa/i juga mengatakan hal yang sama,” katanya.

Riazul menyampaikan, pemerintah tentu membantu mahasiswa/i dengan beasiswa, kuota belajar dan sebagainya. “Tentu itu meringankan kami yang saat ini sedang menyelesaikan pendidikan,” tutupnya.

Mahasiswi Universitas Syiah Kuala (USK), Desi Hartika saat diwawancara Dialeksis.com, “Selama pandemi terkhusus bagi kami yang tingkat akhir proses pembelajaran itu kadang luring kadang daring, namun untuk konsul skripsi tergantung, bisa daring ataupun luring dan tergantung situasi juga. Namun, bagi adik-adik saya saat ini melaksanakan secara daring,” ucapnya.

Desi mengatakan, pelaksanaan daring itu kurang efektif. Fakta ditemukan dilapangan jika sedang daring tentu mahasiwa itu berbeda tempat, ada dirumah, diwarkop dan sebagainya, walaupun nanti dalam zoom itu satu semua tetap saja itu kurang efektif, karena yang ditampilkan itu rata-rata penjelasan secara slide presentasi.

“Jika pelaksanaan luring walaupun secara slide kami bisa lebih leluasa dalam menangkap ilmu yang diberikan. Kadang di USK sendiri adapun pelaksanaan secara luring dengan tingkatan Protokol Kesehatan (Protkes) yang ketat, guna cegah covid-19,” tukasnya.

Dirinya menambahkan, selama pandemi Lembaga besar dan pemerintah tentu peduli kepada mahasiswa/i dengan pembagian kuota gratis, beasiswa dan sebagainya.

“USK sendiri juga ada kemudahan bagi mahasiwa/i dengan pemotongan UKT, mengingat ini juga pandemi, ekonomi masyarakat yang tidak stabil, dengan adanya bantuan dan kemudahan itu cukup melegakan kami yang saat ini sedang menyelesaikan pendidikan,” tutupnya kepada Dialeksis.com. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI