Pasien Bibir Sumbing di Aceh, Kini Bisa Manfaatkan Rumah Singgah
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh- Wakil Ketua TP PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, meluncurkan Rumah Singgah untuk masyarakat Aceh yang melakukan pengobatan atau operasi bibir sumbing di Rumah Sakit Malahayati, Banda Aceh. Seiring diluncurkannya layanan tersebut, kini masyarakat yang datang setiap pekan dari berbagai daerah ke Banda Aceh untuk melakukan operasi sumbing tidak perlu lagi repot mencari tempat tinggal dan konsumsi. Letak rumah singgah itu hanya sekitar 1 kilometer dari rumah sakit Malahayati.
"Hari ini dengan atas bantuan seluruh SKPA kita telah menginisiasi rumah singgah, mudah-mudahan dapat mensupport Smile Train dan lebih luas lagi dalam membantu masyarakat," ujar Dyah saat meresmikan rumah singgahdi Gampong Emperom, Kecamatan Jaya Baru di Banda Aceh, Minggu, (25/8).
Selain meresmikan rumah singgah, Dyah Erti juga menyerahkan bantuan berupa sembako untuk keperluan konsumsi para pasien dan keluarga yang tinggal di rumah singgah selama berobat. Bantuan tersebut diterima langsung oleh Koordinator Smile Train wilayah Aceh, Rahmad Maulizar yang juga menjadi pengelola rumah singgah pasien bibir sumbing itu.Kepala Dinas Sosial Aceh, Alhudri, berharap bantuan dari pemerintah Aceh itu dapat meringankan beban keluarga dan pasien bibir sumbing dalam memenuhi kebutuhannya selama berobat di Banda Aceh.
"Nantinya, disamping terus memenuhi kebutuhan pasien, seperti alat dapur, kita juga akan terus merehab rumah ini," ujar Alhudri.Untuk diketahui, bantuan yang digalang dari seluruh satuan kerja perangkat Aceh (SKPA) itu berjumlah 85 juta rupiah. Bantuan tersebut akan digunakan untuk perawatan dan kebutuhan rumah singgah, termasuk untuk biaya sewa tempatnya.
Sementara itu, koordinator Smile Train wilayah Aceh, Rahmad Maulizar berterimakasih dan bersyukur kepada pemerintah Aceh karena telah menyedikan rumah singgah. Menurutnya, layanan tersebut sangat mendukung pihaknya dalam membantu proses pengobatan dan operasi bagi penderita bibir sumbing di seluruh Aceh."Fasilitas di dalam lengkap, tempat tidur, tv, makanan pokok sehari-hari, termasuk menyediakan alat masak di dapur," ujar Rahmad.
Menurut Rahmad, kehadiran rumah singgah sangat membantu para keluarga dan pasien bibir sumbing berobat di Banda Aceh. Selama ini, kata dia, masyarakat sering terkatung-katung di Banda Aceh ketika beroperasi maupun berobat."Hari ini ada 9 pasien yang melakukan operasi sumbing, semuanya adalah anak-anak," ujar Rahmad.
Selain itu, kata Rahmad, semenjak tahun 2008 sampai saat ini lembaga Smile Train telah membantu sekitar 4000 masyarakat Aceh melakukan operasi sumbing gratis di rumah sakit Malahayati. Smile Train adalah badan amal internasional untuk anak-anak yang memberikan operasi perbaikan sumbing 100 persen gratis serta perawatan sumbing komprehensif kepada anak-anak di lebih dari 85 negara. (pd)