Pegiat Aktivis Sampaikan Dasar Pemikiran Pembentukan Provinsi ALA
Font: Ukuran: - +
Reporter : Riski
Aktivis Perempuan, Sri Wahyuni [Dok. Lintas Gayo.co]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pembahasan terkait pemekaran Provinsi Aceh Leuser Antara (ALA) selalu menjadi bahan pembicaraan hangat baik di tingkat daerah maupun nasional.
Hal ini dikarenakan Provinsi Aceh merupakan daerah istimewa yang memiliki aturan sendiri terkait batas dan lainnya yang perlu dibahas serius.
Pemikiran pembentukan pemekaran Provinsi ALA menimbulkan banyak pertanyaan. Apa yang menyebabkan keinginan pemekaran Provinsi ALA dan bagaimana bentuk provinsi jika nanti berpisah dengan Aceh, lantas akankah mengadopsi peraturan layaknya Aceh.
Pegiat Aktivis sekaligus Advokasi, Sri Wahyuni mengungkapkan pendapatnya terkait pentingnya pemekaran Provinsi ALA. Ia menyebutkan faktor etnis dan minoritas menjadi dasar dalam pemikiran itu.
Ia berujar, secara budaya mayoritas di ALA merupakan suku Gayo. Sedangkan minoritas di Aceh. Apalagi belakangan ini bangkit neo-etnis atau kebangkitan suku etnis Aceh. Jadi ia beranggapan bahwa itu juga berpengaruh terhadap minoritas.
"Dari sisi sosial juga saya melihat bahasa Gayo sendiri sudah mulai punah. Jika provinsi ALA terbentuk mendorong menbangkitkan bahasa lokal. itulah kepentingan pembentukan provinsi ALA," ujar Sri Wahyuni kepada Dialeksis.com, Selasa (26/01/2021).
Sri Wahyuni juga memaparkan bagaimana bentuk provinsi ALA nantinya. Ia mengatakan pembahasan terus berjalan, apakah mengadopsi sistem Aceh atau menciptakan bentuk sendiri.
"Pembahasan bentuk Pembentukan ALA masih berjalan, akankah copy paste mengikuti seperti Aceh atau ALA punya kekhasan sendiri nantinya. Akankah mengikuti syariat islam dan adakah hubungannya dengan UUPA," jelasnya.
"Ada juga yang mengatakan apakah tunduk juga pada Wali Nanggroe, yang jelas ini harus menjadi pembahasan serius tidak hanya saat pemilu saja," tambah Sri Wahyuni.