Foto:Twitter DPR Aceh

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Komisi II DPRA Nurzahri,ST, menerima kunjungan Pusat Studi Konflik Internasional yang berbasis di Thailand, Studi Rotary Peace Center diruang serbaguna gedung DPRA, kemarin, Selasa, (20/8/2019). 

Salah satu narasumber yang hadir dalam pertemuan tersebut, Tarmizi, menyebutkan tujuan delegasi Studi Rotary Peace Center ke Aceh dalam rangka mempelajari tentang konflik Aceh, khususnya transformasi gerakan senjata ke gerakan politik.

"Mereka ingin mempelajari bagaimana Aceh dapat mempertahankan perdamaian setelah diterpa konflik puluhan tahun lamanya," ucap Tarmizi saat ditemui Dialeksis.com, Rabu, (21/8/2019) dini hari.

Pria yang dikenal sebagai salah satu lokomotif gerakan mahasiswa Aceh pada masa konflik itu juga menyebutkan Aceh merupakan daerah representatif bagi masyarakat internasional untuk menyelesaikan persoalan konflik.

"Konsep perdamaian di Aceh menjadi model resolusi konflik yang ingin dipelajari oleh mereka," ujarnya.

Selain Tarmizi, hadir juga aktifis perempuan Arabiyani sebagai narasumber. Diperoleh informasi, delegasi Studi Rotary Peace Center akan berada di Aceh hingga tanggal 25 Agustus 2019. Selama di Aceh, mereka akan mengunjungi beberapa daerah yang menjadi daerah basis konflik.