Pelatihan Guru di Bireuen Sasar Dana Bos Rp 1,8 Juta/Peserta
Font: Ukuran: - +
Reporter : Fajri Bugak
[Foto: Dialeksis/Kolase/Fajri Bugak]
DIALEKSIS.COM | Bireuen - Meski ada alokasi anggaran tersendiri puluhan Milyar untuk peningkatan kapasitas guru dibagian GTK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Bireuen Tahun Anggaran 2022 ini.
Nyatanya dilapangan pihak Disdikbud Bireuen masih saja mengerogoti dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Ratusan Juta dengan dalih Pelatihan Penulisan Buku Ajar Berbasis Kearifan Lokal dengan mengandengkan pihak ketiga yaitu Lembaga Orientasi Pengembangan Masyarakat Madani Indonesia (LOPMMI).
Pelatihan tersebut berlangsung di Hotel Fajar Bireuen pada Hari, Senin (18/7/2022) dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bireuen, Muhammad Al Muttaqin S.Pd. M.Pd.
Dari pelatihan tersebut masing-masing peserta dikutip biaya sebanyak Rp 1,8 juta rupiah. Biaya tersebut diambil guru dari Dana Bos Sekolah.
Pelatihan ini diikuti 240 peserta terdiri dari para guru tingkat Sekolah Dasar Se Kabupaten Bireuen. Dari jumlah tersebut peserta dibagi dua gelombang, gelombang pertama (18 s/d 20/7) diikuti 120 peserta. Kemudian, gelombang kedua (21 s/d 23/7) diikuti 120 peserta.
Disdikbud Bireuen Indikasi Bermain Takuti Guru
Informasi yang diperoleh Dialeksis.com dari sejumlah guru dan kepala sekolah pelatihan Penulisan Buku Ajar Berbasis Kearifan Lokal dengan mengandengkan pihak ketiga yaitu Lembaga Orientasi Pengembangan Masyarakat Madani Indonesia (LOPMMI) pihak Disdikbud Bireuen terindikasi ikut terlibat menakut-nakuti guru supaya wajib mengikuti pelatihan berbayar ini.
Hal ini sebagaimana terungkap dari sejumlah kepala Sekolah dan Guru yang tak ingin disebut namanya. Sebelumnya dalam rapat dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) tingkat Kecamatan sejumlah kepala sekolah dan guru sempat mengusulkan agar kegiatan ini ditiadakan.
Penyebabnya ialah selain anggaran yang diambil sangat besar Rp 1,8 juta per peserta. Pelatihan yang dilaksanakan oleh Bidang GTK juga sedang berlangsung.
"Kita sempat tawar supaya anggaran dirasional atau ditunda dulu biarlah guru-guru mengikuti pelatihan gratis yang dilaksanakan bagian GTK," kata kepala sekolah didampingi sejumlah guru yang tak ingin disebut namanya kepada Dialeksis.com.
"Namun pihak dinas ngotot agar kegiatan ini dilaksanakan. Malah kami ditakuti pihak dinas menginformasikan pelatihan ini atra awak Meulungkee wajib ta ikot, kalau tidak ikut akan dicari-cari kesalahan dana pengelolaan dana bos," kata kepala sekolah didampingi beberapa guru lainnya saat ditemui Dialeksis.com.
Namun terkait pengakuan para guru dan kepala sekolah ini, hingga berita ini diunggah Dialeksis.com belum terhubung dengan Kabid SD Disdikbud Bireuen. (Fajri Bugak)