kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Pelayanan Warga Kota Harus Maksimal

Pelayanan Warga Kota Harus Maksimal

Senin, 28 Mei 2018 05:37 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Wali Kota Banda Aceh, H Aminullah Usman SE Ak MM menggelar kegiatan berbuka puasa bersama anggota Forkopimda dan para Kepala SKPK Pemko Banda Aceh, Minggu (27/5/2018) di pendopo Wali Kota kawasan Blang Padang.

Kegiatan buka puasa bersama ini digelar sebagai upaya meningkatkan kebersamaan dan memperkuat silaturrahmi. "Kita harap dibulan suci kebersamaan kita semakin kuat, silaturrahmi semakin kuat sehingga kita mampu memberikan pelayanan terbaik bagi warga Kota Banda Aceh," harap Aminulllah.

Hadir pada kegiatan buka bersama yakni Ketua DPRK Arif Fadillah, Wakil Wali Kota Banda Aceh, Drs H Zainal Arifin, Dandim 0101/BS Kolonel Inf Iwan Rosandriyanto S IP, Kapolresta Banda Aceh, AKBP Trisno Riyanto SH, Kajari Banda Aceh, Erwin Desman Ketua Pengadilan Negeri yang diwakili Asintel, Himawan, Ketua Mahmakah Syar’iyah Banda Aceh dan Sekdakota Banda Aceh, Ir Bahagia Dipl SE bersama para Kepala SKPK jajaran Pemko Banda Aceh. Selain itu, Wali Kota juga mengundang Ketua KIP Kota Banda Aceh, Munawarsyah, Ketua MAA Kota, H Bachtari Arahas dan Ketua MPD Kota Banda Aceh.

Tampak juga hadir sejumlah kalangan disabilitas yang ikut berbuka puasa bersama Wali Kota. 

Pada kesempatan ini, Aminullah juga meminta kepada jajaran SKPK dan Forkopimda terus meningkatkan kepedulian terhadap sesama di bulan suci Ramadhan, seperti berbagi untuk anak yatim dan fakir miskin.

"Ini bulan kepedulian, mari kita banyak berbagi. Saya salut sama Pak Dandim yang setiap hari berbagi takjil dan berbagi makanan saat sahur. LSM dan organisasi Saya lihat juga banyak menggelar kegiatan membantu warga kurang mampu, ini perlu kita apresiasi," ujarnya.

Sesaat sebelum berbuka, Ustad Sofyan Fahmi Lc MA menyampaikan tausyiah singkat.

Katanya ada tiga tingkatan puasa, yakni puasa awam, khawas dan khawasil khawas.

Puasa orang awam, orang yang berpuasa pada tingkatan ini hanya akan merasakan lapar dan haus.

"Semoga kita tidak berada pada tingkatan shaumul awam ini, karena yang didapatkan hanya lapar dan haus," ujar sang ustad.

Tingkatan kedua adalah puasa khawas, puasanya orang-orang saleh dan matang dalam ilmu agama, dimana mereka dapat menahan anggota tubuh dari segala macam dosa.

"Kakinya tidak berjalan ke tempat maksiat, tangannya tidak berbuat maksiat, menjaga mulutnya dan tidak mengucapkan kata-kata yang dilarang Allah SWT, baik dalam bentuk mengumpat, berbohong, menggunjing, dan lainnya. Juga menjaga telinga dari mendengarkan hal-hal yang terlarang. Sama halnya menjaga mata dari melihat hal-hal yang tidak baik," jelasnya.

Puasa tingkatan ketiga adalah shoumul khawashil khawashi yang merupakan puasanya orang yang menahan hati dari kemauan yang rendah dan dari pemikiran terhadap duniawi, dan menahannya juga pemikiran kepada selain Allah dengan secara keseluruhan. Dan ini adalah martabat puasanya para Nabi dan para Shiddiqiin.

Pada puasa tingkat tertinggi ini, tidak hanya mulut yang berpuasa dari berbagai makanan dan minuman serta menahan kemaluan dari berhubungan suami istri (jima’), serta anggota badan dari perbuatan maksiat, tapi juga menjaga jiwa, hati dan pikiran dari hal-hal yang melanggar ajaran Islam. (mkk)

Keyword:


Editor :
Jaka Rasyid

Berita Terkait
    riset-JSI
    Komentar Anda