Pemda Harus Sosialisasi ke Masyarakat Dalam Membangun Sebuah UMKM
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
Pelaku Usaha, Zuanda Syahputra. [Foto: Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Langsa - UMKM yang terus lahir dikala pandemi seperti menjadi fenoma biasa saja bagi sebagian orang. Namun, Pelaku Usaha, Zuanda Syahputra ini merupakan salah satu fenomena baru di kala pandemi.
Ia menegaskan, bahwa ini bukan satu hal biasa. Karena sebelum pandemi UMKM itu tidak membludak seperti sekarang, namun dikala pandemi UMKM baru itu terus meningkat sejalan waktu.
“Bagaimana tidak, ini bisa disebabkan karena saat ini Aceh dalam posisi serba salah dikala pandemi. Dana kucuran dari pusat untuk Aceh itu banyak, tapi pemanfaatannya tidak maksimal dan tidak tepat sasaran lagi,” ucapnya kepada Dialeksis.com, Selasa (28/9/2021).
Baginya, kini UMKM yang baru lahir itu bagaikan kertas kosong antara disiram tinta hitam ataupun ditulis dengan cerita dan perjuangan yang luar biasa.
“Harusnya pemerintah bisa turun kelapangan, melihat kondisi masyarakat, terkhusus mereka yang baru memulai usaha, bahkan usahanya dimulai ketika saat pandemi, ini yang harusnya menjadi perhatian khusus dari pemerintah,” tukasnya.
Kemudian, ia mengatakan, saat ini kebanyakan UMKM yang baru saja buka, kebanyakan itu hanya bertahan di awal saja.
“Ini bisa disebabkan, daya beli menurun, pandemi yang terus membuat kita harus dirumah saja, ditambah lagi sebagian masyarakat sudah di PHK, dan ditambah angka pengangguran yang tinggi,” jelasnya.
Lebih lanjut dirinya menyampaikan, agar adanya sebuah perhatian lebih jauh agar mereka (UMKM Baru) dan UMKM yang sudah terbangun bisa terus memperjuangkan usahanya agar terus bertahan.
“Saya yakin sekali dibalik UMKM yang dibangunnya, tentu ada sebuah keputusan berat dan pengorbanan besar supaya bisa bertahan dikala pandemi. Karena itu penting sekali agar ada perhatian kepada para UMKM ini,” ujarnya.
Putra juga mengharapkan, agar pemerintah melalui dinas terkait bisa melakukan sosialisasi ke seluruh pelosok agar masyarakat bisa kreativ dalam menciptakan sebuah produk yang bisa diapsarkan.
“Misalkan, keripik dari buah, selai ataupun yang lainnya, karena itu sosialisasi penting sekali. Kalau bisa setiap bulan itu ada sosialisasi kepada masyarakat di setiap daerah, karena pemerintah melalui Pemda bisa menerapkan hal ini segera. Ini sudah Urgent sekali, jika kucuran uang saja itu tidak cukup, bahkan itu bukan solusi saat ini,” tutupnya kepada Dialeksis.com. [ftr]