Pemerintah Aceh Kecam Pembunuhan Gajah Bunta
Font: Ukuran: - +
Petugas BKSDA Aceh sedang melihat bangkai Bunta, gajah jinak Sumatera yang ditemukan mati terbunuh di CRU Serbajadi, Aceh Timur, Minggu, 10 Juni 2018. (Foto: Zamzami Ali/Klikkabar)
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pemerintah Aceh, melalui Juru bicaranya, Wiratmadinata, Rabu (13/6/2018) menyampaikan kecaman dan mengutuk tindakan pembunuhan terhadap gajah jinak "Bunta" yang ditemukan mati, Sabtu (09/06/'18), di dekat penampungannya, kawasan Jamur Batang, Kampung Bunien, Aceh Timur.
Gajah Jinak "Bunta" adalah salah satu gajah yang selama ini dirawat dan menghuni kamp Conservation Response Unit (CRU) Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur. Keberadaan gajah ini sangat penting, bukan hanya karena aspek konservasinya, tetapi juga menjadi bagian dari upaya-upaya yang sedang dilakukan pemerintah dalam mengatasi berbagai persoalan lingkungan, khususnya konflik antara gajah dan manusia yang selama ini banyak terjadi di Aceh. Pemerintah Aceh mendukung setiap usaha atas tindakan hukum secara tegas agar tidak terulang lagi di masa depan. Gajah jinak Bunta adalah aset Pemerintah dan Rakyat Aceh yang harus dilindungi.
Pemerintah Aceh, meminta aparat kepolisian untuk segera melakukan penyelidikan dan menangkap pelaku.
"Yang kita sesalkan karena Bunta ini adalah gajah jinak yang telah banyak membantu pemerintah melakukan patroli mengatasi konflik satwa yang selama ini terjadi di sejumlah wilayah di Aceh. Oleh karena itu, itu, Pemerintah Aceh berharap aparat kepolisian bisa segera menangkap pelaku" ujar Wira.
Untuk diketahui bersama, Bunta ditemukan tewas dengan satu gadingnya hilang, di dusun Jamur Batang Gampong Bunien, pada Sabtu, (9/6), sekitar pukul 08:00 WIB. Dugaan sementara, hewan yang sempat menyambut kedatangan aktor peran asal Holywood, Leonardo di Caprio itu di racun oleh orang tak dikenal.
Siapapun oknum yang terlibat harus ditindak tegas agar memberikan efek jera. Kita tentu saja berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi, mengingat jasa dan sumbangsih Bunta yang begitu besar bagi penanganan konflik satwa selama ini.
Pemerintah Aceh juga mendukung Badan Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) untuk segera melakukan langkah antisipatif agar kematian gajah terutama gajah patroli seperti Bunta tidak terulang kembali.
BKSDA harus segera mengambil langkah antisipatif, agar matinya gajah patroli seperti Bunta tidak terulang lagi di masa mendatang. (rel).