Beranda / Berita / Aceh / Pemerintah Aceh Serius Kembangkan Kerajinan Masyarakat

Pemerintah Aceh Serius Kembangkan Kerajinan Masyarakat

Sabtu, 19 Januari 2019 11:05 WIB

Font: Ukuran: - +

Dyah Erti Idawati. (Foto: Instagram)

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pemerintah Aceh sangat serius membina dan mengembangkan kerajinan masyarakat, karena pengembangan kerajinan daerah bukan hanya berimbas positif bagi pendapatan masyarakat dan peningkatan ekonomi daerah, tetapi akan turut membuka lapangan kerja dan mengentaskan kemiskinan.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Dekranasda Aceh, Dyah Erti Idawati, dalam sambutannya pada acara sosialisasi Inacraft 2019 dan persiapan Aceh sebagai icon Inacraft 2020, yang di pusatkan di Aula Kantor Wali Kota Banda Aceh, Jum'at (18/1). 

"Pengembangan usaha kerajinan tidak hanya penting untuk peningkatan ekonomi daerah, tapi menjadi bagian dari upaya membuka lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, peningkatan harkat dan kehidupan masyarakat, serta pelestarian budaya daerah. Karena itu Pemerintah Aceh bekerjasama dengan Dekranasda Aceh aktif melakukan pembinaan bagi para pengrajin," ujar Dyah Erti. 

Selain itu, sambung Dyah, Dekranasda juga aktif mempromosikan dan untuk memperkenalkan hasil kerajinan yang ada di seluruh Aceh, dalam berbagai kegiatan yang diikuti, baik di dalam maupun di luar negeri. Salah satu kegiatan besar yang diikuti Dekranasda Aceh adalah International Handicraft Trade Fair (INACRAFT) yang berlangsung setiap tahun, di Jakarta Convention Center.

"Salah satu kegiatan yang rutin kita ikuti untuk mempromosikan kerajinan Aceh adalah Inacraft, yang merupakan pameran kerajinan terbesar nasional yang juga diikuti oleh beberapa negara sahabat. Event ini mengundang banyak perhatian dunia dan transaksi dalam skala besar kerap berlangsung selama Inacraft berlangsung. Momen ini tentu tidak boleh kita sia-siakan," kata Dyah Erti.

Oleh karena itu, Dyah mengimbau agar seluruh perajin dapat mempersiap diri dengan sebaik-baiknya dan mempersiapkan diri dan terus berinovasi agar hasil kerajinan Aceh bernar-benar menjadi ikon dan primadona selama kegiatan berlangsung.

"Partisipasi kita pada event itu harus kita persiapkan sejak sekarang agar kerajinan asal Aceh mampu menjadi primadona dan mengundang daya tarik bagi pengunjung yang hadir pada event. Tujuan besarnya adalah untuk memakmurkan perajin," imbuh Dosen Teknik Arsitektur Unsyiah itu.

Untuk mempersiapkan diri mengikuti Inacraft 2019 yang akan digelar pada bulan April mendatang, Dyah Erti mengimbau seluruh pengurus Dekranasda se-Aceh agar segera mempersiapkan diri sebaik mungkin, sehingga Aceh mampu tampil maksimal pada event tersebut.

Dyah Erti juga mengingatkan agar Dekranasda Aceh menjadikan Inacraft tahun 2019 sebagai pelajaran karena pada tahun 2020 Aceh akan menjadi ikon Inacraft. Sebagai ikon Inacraft, Aceh akan mendapat fasilitas istimewa dari panitia, salah satunya ruang pameran yang besar, lokasi yang strategis dan suasana yang eksklusif.

"Inacraft tahun ini adalah proses pembelajaran penting bagi kita untuk mempersiapkan diri karena pada tahun 2020 kita akan menjadi ikon Inacraft. Sebagai ikon, Aceh akan mendapatkan tambahan 20 stand di hall utama. Jadi, secara total Aceh akan mendapatkan jatah 34 stand. Ini tentu akan sangat menguntungkan karena semakin banyak kerajinan yang dapat kita pamerkan," sambung Dyah Erti.

"Mari kita matangkan konsep untuk mengikuti Inacraft tahun ini, sekaligus mempelajari suasana lapangan agar kita bisa memanfaatkan status Aceh sebagai ikon Inacraft 2020. Dengan demikian Inacraft 2020 menjadi momentum bagi Aceh untuk meningkatkan popularitas kerajinan Aceh di pasar nasional dan internasional," imbau Dyah Erti.

Sementara itu, perwakilan dari PT Media Tama ina Kreasi selaku pelaksana Inacraft menjelaskan, bahwa transaksi retail pada Inacraft tahun 2018 mencapai Rp139,7 miliar. Sedangkan kontak dagang atau pemesanan pasca kegiatan berlangsung mencapai Rp180 miliar.

Inacraft tahun 2018 yang diikuti oleh 1.410 mampu menghadirkan pengunjung sebanyak 169 ribu orang dan menghadirkan buyer luar negeri sebanyak 1.056 buyer. Selain Indonesia, Inacraft juga diikuti oleh sejumlah negara sahabat, yaitu Jepang, Pakistan, Korea Selatan, Polandia. Sedangkan tahun ini juga akan diikuti oleh Maroko.

Produk terlaris pada Inacraft 2018adalah batik sebesar 30,2 persen, fashion 22 persen dan jewelry 12 persen. Untuk diketahui bersama, Inacraft bukan semata sebagai media promosi bagi produk kerajinan tetapi juga seni dan budaya. (h)

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI