Pemerintah Diminta Cari Solusi 99 Pengungsi Rohingya di Aceh
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe | Pemerintah Kota Lhokseumawe berharap Departemen Luar Negeri (Deplu) dan Imigrasi segera mencari solusi terhadap pengungsi Rohingya yang terdampar di daratan Aceh Utara pada 24 Juni 2020.
Wakil Wali Kota Lhokseumawe, Yusuf Muhammad, mengatakan pihaknya akan berkonsultasi dengan UNHCR atau IOM terkait hal tersebut.
"Kita berharap pemeritah dalam hal ini deplu atau imigrasi akan segera mencari solusi apakah dikembalikan ke negeri asal atau dikirim ke negara lain," kata Yusuf kepada Medcom.id, Kamis, 2 Juli 2020.
Yusuf menjelaskan selama ini anggaran Pemkot Lhokseumawe juga ikut mendukung untuk penangulangan bagi pengungsi Rohingya yang saat ini berada di penampungan sementara di kantor bekas imigrasi Lhokseumawe.
"Kita sudah bentuk ketua tim penangulangan pengungsi yang diketuai oleh kepala Dinas Sosial (Dinsos) Lhokseumawe dan didukung oleh lembaga swadaya, UNHCR, IOM serta para donatur dari masyarakat secara pribadi dan lainnya," ungkapnya.
Menurut Yusuf pihaknya juga akan memindahkan 99 pengungsi Rohingya ke Balai Latihan Kerja (BLK) di Menasah Mee Kandang, Muara Dua, Lhokseumawe, Aceh, pada Jumat, 3 Juli 2020. 99 pengungsi Rohingya tersebut saat ini ditampung di bekas kantor imigrasi Lhokseumawe."Direncanakan besok akan kita pindahkan ke tempat penampungan baru di BLK Lhokseumawe dan sekarang mereka masih di kantor imigrasi lama di Punteut Lhokseumawe," ujar Yusuf.
Yusuf menjelaskan keputusan tersebut berdasar dari hasil rapat koordinasi terkait relokasi pengungsi Rohingya. Karena bekas kantor imigrasi yang menjadi tempat penampungan sementara tersebut dianggap tidak layak untuk menampung para pengungsi, seperti kekurangan air bersih.
"Di tempat penampungan lama mereka (pengungsi Rohingya) sempat kekurangan air bersih karena pasokan air mobil tangki dari bantuan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan air bagi pengungsi," ujarnya.
Sebelumnya kapal nelayan ditemukan di lepas pantai Seunuddon, Aceh Utara, pada Rabu, 24 Juni 2020. Kapal itu mengangkut 99 WNA pengungsi Rohingya.
Kemudian KM Nelayan bernomor 2017.811 dengan tiga awak kapal nelayan Aceh mengevakuasi 99 WNA tersebut ke kapal mereka. Lantaran kapal yang dinaiki etnis Rohingnya akan tenggelam.(ZU)