Pemerintah Wajib Pro Aktif Selamatkan Kehidupan Nelayan Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
Nelayan dan Panglima Laot Ulee Lheu, Syafaat. [Foto: ftr]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pandemi yang masih belum berakhir masih terus membuat penurunan daya laju ekonomi masyarakat, terutama sektor berdagang.
Pada sektor nelayan juga sangat merasakan dampak dari pandemi ini. Salah satunya Nelayan dan Panglima Laot Ulee Lheu, Syafaat kepada Dialeksis.com, Minggu (01/07/2021).
Dirinya mengatakan, selama pandemi harga ikan menurun drastis, namun nelayan tetap melaut demi memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
“Selama pandemi nelayan tetap melaut, dan tentu dampak dari pandemi cukup terasa, terutama pada segi harga jual ikan, contoh ikan tuna perkilonya itu 50 ribu sekarang turun menjadi 30-35 ribu perkilonya,” ucapnya.
Syafaat juga menyampaikan, selama pandemi Pemerintah cukup banyak program yang diusungkan kepada nelayan. Namun, program tentang penstabilan harga jual beli ikan itu tidak ada.
“Program dari pemerintah itu banyak, namun program yang diharapkan seperti penstabilan harga jual beli ikan itu tidak ada. Hal ini sebenarnya sudah lama di bahas antara pihak nelayan dan dinas terkait, namun masih sangat nihil,” ujar Syafaat.
Ia menambahkan, yang dimaksud dari penstabilan harga jual beli ikan itu adalah harga jual beli langsung dari pemerintah.
“Dalam hal ini, kami nelayan ini sering dipermainkan harganya oleh tengkulak ikan, jadi harga jual beli itu tidak stabil karena adanya permainan harga di tengkulak, karena itu perlu adanya harga tetap langsung dari pemerintah terkait hal ini, agar nelayan kita semakin sejahtera, karena jika berbanding dengan negara lain, nelayan mereka semua sejahtera sedangkan nelayan kita semakin susah, karena selama pandemi satu-satunya sektor usaha atau profesi yang masih bertahan itu nelayan, karena jika nelayan tidak ada akan sangat blunder masyarakat karena tidak adanya pedagang yang menjual ikan, karena ikan termasuk salah kebutuhan konsumsi,” jelasnya.
Syafaat mengatakan, harapan besar nelayan adalah adanya sarana dan prasarana yang mendukung aktifitas nelayan seperti pabrik es, doking, dan juga pemasaran ikan yang dibantu agar nelayan tidak dipermainkan.
“Dan juga pemodalan kepada nelayan untuk melaut, asuransi untuk nelayan. Karena apa, seperti yang saya katakan pertama satu-satu yang masih bertahan itu nelayan menurut yang saya lihat. Pemerintah harus ada kepedulian lebih juga kepada nelayan, agar nelayan juga sejahtera dan semangat menjalankan profesinya,” tutupnya kepada Dialeksis.com. [ftr]