kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Pemkab Di Gayo Harus Perhatikan Keselamatan Jurnalis Meliput Covid-19

Pemkab Di Gayo Harus Perhatikan Keselamatan Jurnalis Meliput Covid-19

Kamis, 09 April 2020 08:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Takengon - Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, serta Gayo Lues, Aceh, diminta memperhatikan keselamatan jurnalis yang bertugas meliput isu penyebaran virus Corona (Covid-19).

"Disamping mengingatkan jurnalis sesama anggota AJI yang sudah memiliki pegangan protokol keselamatan dan peliputan Covid-19, kita juga ingatkan pemerintah untuk menjaga keselamatan jurnalis dalam peliputan," ujar Ketua Bidang Advokasi AJI Bireuen, Iwan Bahagia, melalui siaran persnya, Rabu (8/4/2020). 

Sementara ini lanjut Iwan, perusahaan media secara nasional sebagian besar telah membekali alat kesehatan maupun panduan peliputan bagi jurnalis yang mengekspos isu Corona atau Covid-19, namun itu saja dianggap tidak cukup, tanpa diperhatikan oleh pemerintah di daerah masing-masing.

"Kalau tidak terlalu urgen, tidak usah ada konferensi pers atau pertemuan dengan jurnalis. Ada beberapa cara daring yang bisa dilakukan tanpa tatap muka. Kalaupun harus ada ya jarak harus diatur 1, 6 meter," ujarnya. 

Apalagi dengan kecanggihan teknologi saat ini jelas Iwan, media sosial maupun bentuk komunikasi data bisa menjadi alternatif untuk mewawancarai narasumber baik secara daring maupun tidak. 

Dia juga meminta Tim Gugus Tugas, agar memaksimalkan juru bicara untuk memberikan data kepada jurnalis sebagai bahan liputan, sehingga interaksi tatap muka bisa diminimalisir.

"Dalam kondisi seperti ini tidak sedikit perusahaan media yang sudah memaklumi kondisi ditengah pandemik. Jadi berbagai alternatif harus menjadi pertimbangan pemerintah untuk memberikan keterangan pers, jurnalis bisa berkomunikasi atau mengirimkan pesan singkat untuk mewawancara, " ucapnya. 

Selain memperhatikan interaksi dengan narasumber untuk menghidari corona, dia juga mengigatkan agar para jurnalis tetap mematuhi kode etik selama bekerja, begitu juga dengan ruang redaksi perusahaan media, diminta tidak mengutamakan berita sensasional terhadap isu covid-19.

"Apalagi menyangkut identitas korban. Aspek berita yang bisa memberikan dampak negatif kepada pasien dan tenaga medis juga harus diperhatikan dengan serius," pungkas Iwan.  (Rel/baga)

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda