Penerapan Tiket Online Kapal Feri, ASDP Banda Aceh Pastikan Kelancaran Penyebrangan
Font: Ukuran: - +
General Manager PT ASDP Cabang Banda Aceh, Rudy B. Hanafiah. Foto: dok pribadi
DIALEKSIS.COM | Sabang - Penerapan sistem tiket online Ferizy untuk layanan penyeberangan mulai diberlakukan di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, Banda Aceh, dan Pelabuhan Penyeberangan Balohan, Sabang, sejak 27 November 2024.
Sistem baru ini dirancang untuk meningkatkan kenyamanan, efisiensi, dan transparansi dalam perjalanan para penumpang serta kendaraan logistik yang melintasi jalur laut tersebut.
Meskipun sistem tiket online telah diaktifkan, penerapan sistem ini dilakukan secara bertahap untuk memastikan sosialisasi yang efektif kepada masyarakat. Selama masa transisi, penumpang yang belum familiar atau tidak dapat menggunakan layanan tiket online masih dapat membeli tiket secara manual di loket ASDP 30 menit sebelum waktu keberangkatan.
Bagi penumpang yang memilih opsi manual, pembayaran dapat dilakukan secara tunai sesuai tarif resmi yang berlaku. Selain itu, mitra perbankan yang membuka counter di Pelabuhan Ulee Lheue dan Balohan juga siap membantu penumpang yang membutuhkan layanan pembelian tiket online.
Sementara itu, untuk kendaraan logistik, termasuk angkutan bahan pokok dan sayuran, tiket manual tetap dapat dibeli di loket ASDP selama masa sosialisasi sistem tiket online.
General Manager PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Banda Aceh, Rudy B. Hanafiah, memastikan bahwa implementasi sistem tiket online tidak akan mengganggu kelancaran penyeberangan angkutan bahan pokok.
"Kami memastikan tidak ada gangguan terhadap kelancaran penyeberangan angkutan bahan pokok meskipun sistem tiket online sudah diterapkan. Jika ada kendala, masyarakat dapat menghubungi call center atau petugas kami di lapangan," ujar Rudy, Senin (02/12/2024).
Keberadaan sistem tiket online Ferizy ini menawarkan berbagai manfaat, antara lain kemudahan dalam pemesanan tiket, kepastian jadwal keberangkatan, serta akurasi pendataan manifest yang lebih baik.
Selain itu, sistem ini diharapkan dapat mengurangi praktik percaloan dan mendukung Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) yang tengah digalakkan pemerintah.
“Dengan sistem tiket online ini, kami berharap layanan penyeberangan ferry menjadi lebih transparan, efisien, dan aman bagi seluruh pengguna jasa transportasi kapal penyeberangan di lintasan Ulee Lheue-Balohan,” pungkas Rudy.
Masyarakat diimbau untuk segera beradaptasi dengan sistem baru ini dan memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan demi kenyamanan perjalanan mereka. (*)