Pengamat Migas: Aceh Punya Potensi Cadangan Geothermal
Font: Ukuran: - +
Reporter : Roni/Biyu
Senior Manager SKK Migas, Azhari Idris
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Aceh memiliki cadangan Geothermal (energi panas bumi) yang besar. Setidaknya ada di tiga lokasi yakni Seulawah, Burni Telong dan Sabang.
Hal itu disampaikan Mantan Plt Kepala BPMA yang juga Senior Manager SKK Migas, Azhari Idris kepada Diakleksis.com, Sabtu (10/10/2020).
"Geothermal sangat mendukung pertumbuhan ekonomi Aceh, bahkan powernya bisa dijual oleh Aceh dalam jaringan nasional," ungkap Azhari Idris.
Pengamat Migas ini melanjutnya, pemerintah bekerjasama dengan PLN sebagai operator energi untuk mendatangkan investor mengelola sumber daya alam tersebut. Selain ekonomis buat PLN juga menguntungkan buat Aceh sebagai sumber pendapatan baru selain sektor pertambangan.
"Kampus bisa berbuat banyak terutama dalam hal membantu mempersiapkan data-data riset berapa besarnya kandungan energi baru terbarukan tersebut yang kemudian dapat digunakan oleh pemerintah Aceh untuk berbicara dengan PLN dan investor," jelas Senior Manager SKK Migas itu.
"Jadi sumber informasi berdasarkan hasil kajian bukan estimasi yang tidak ada datanya," tambahnya.
Azhari menambahkan, sumber energi terbarukan lainnya adalah air. Namun kondisi pengelolaan hutan di Aceh belum terkontrol dengan baik dari aspek penegakan hukum tata kelola hutan. Ini dikhawatirkan, dalam jangka panjang debit air potensinya berkurang. Dengan demikian, akan berkurangnya energi yang dapat diproduksikan.
"Letak geografis Aceh di Samudera Hindia dan dengan penggunungan, kita punya potensi sumber daya angin yang bagus. Angin adalah satu anugerah yang juga dapat dijadikan sebagai sumber energi terbarukan. Di beberapa negara maju bahkan mereka telah menggunakan gelombang laut sebagai sumber energi listrik," jelas Mantan Plt Kepala BPMA itu.
Ia melanjutkan, di Aceh yang lahannya luas dan potensi hutannya masih sangat prima dapat dilakukan budidaya tanaman khusus untuk menghasilkan 'biomassa' yang dapat dijadikan sumber energi alternatif.
"Negara maju seperti Jepang, bahkan mengimpor Biomass dari Indonesia untuk dijadikan sumber energi terbatas di negara mereka terutama di rumah-rumah, ketika musim dingin," jelas Azhari.
Ia menambahkan, sumber energi yang bersumber dari angin selama ini mungkin hanya terlihat kincir angin di Belanda. Padahal, di Indonesia seperti di Jeneponto Sulawesi juga sudah terpasang.
"Artinya Aceh dapat mengeksplorasi potensi-potensi energi ini untuk dimanfaatkan menjadi sumber energi listrik, mengantisipasi seringnya terjadi kekurangan arus untuk wilayah Aceh," pungkasnya.