Pengungsi Rohingya Akan Dipindahkan ke Tempat Lebih Layak
Font: Ukuran: - +
Relawan PMI Kota Lhokseumawe menyalurkan bantuan berupa perlengkapan Solat dan makanan siap saji kepada puluhan pengungsi yang merupakan etnis Rohingya berasal dari Bangladesh. (Foto: Antara)
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Kementerian Luar Negeri akan memindahkan pengungsi etnis Rohingya ke tempat yang lebih layak di Lhokseumawe besok hari, Rabu 1 Juli 2020.
Hal itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers secara daring, Selasa (30/6/2020). Dia mengatakan mayoritas dari 99 pengungsi Rohingya mempunyai kartu Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).
Artinya, mereka resmi berstatus pengungsi dan mendapat hak dilindungi secara internasional di bawah lembaga tersebut. Selain itu, tim Kemlu akan datang langsung guna menjalin komunikasi di lapangan dengan berbagai pihak terkait.
“Para migran sekarang ditampung di bekas kantor imigrasi, Lhokseumawe. Mulai 1 Juli akan dipindahkan ke lokasi yang lebih layak sarananya, di Balai Latihan Kerja Mee Kandang, Muara Dua, Lhokseumawe,” ujarnya.
Sejak para migran tiba, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta sejumlah otoritas setempat seperti TNI dan Polri.
Pemerintah juga telah berkomunikasi dengan UNHCR dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM). Keduanya menyampaikan apresiasi kepada Indonesia lewat pertemuan yang dilakukan Senin (29/6/2020) dan Selasa (30/6/2020).
Seperti diketahui, pada Rabu (24/6/2020), nelayan Indonesia menemukan 99 pengungsi Rohingya di Pulau Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara.
Indonesia menerima pengungsi tersebut untuk sementara dengan memberikan bantuan pangan dan tempat singgah. Retno mengungkapkan kecurigaan bahwa pengungsi ini merupakan korban penyelundupan manusia.
Dalam kesempatan tersebut, Retno meminta perhatian dunia internasional dalam pertemuan menteri luar negeri Asean-Australia hari ini untuk mendorong keamanan di Rakhine.
Dia juga mengajak Australia bekerja sama dalam penanganan kejahatan lintas negara, terutama memerangi penyelundupan dan perdagangan manusia.
“Saya menekankan sekali lagi, bahwa prioritas utama adalah membawa kembali para pengungsi Rohingya ke negara asalnya, kembali ke Rakhine State dengan cara aman, sukarela, dan bermartabat,” tuturnya.