Pengusaha Migas Khawatirkan Konsumen Beralih ke LPG 3 Kg
Font: Ukuran: - +
Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Aceh khawatir kenaikan harga gas LPG ukuran 5,5 kilogram (kg) dan 12 (kg) akan membuat konsumen beralih ke gas 3 kg. [Foto: Istimewa]
DIALEKSIS.COM | Aceh - Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Aceh khawatir kenaikan harga gas LPG ukuran 5,5 kilogram (kg) dan 12 (kg) akan membuat konsumen beralih ke gas 3 kg.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Ketua Hiswana Migas Aceh Nahrawi Noerdin mengatakan kekhawatiran dipicu oleh selisih harga gas. Untuk wilayah pulau Sumatera seperti Aceh, harga elpiji untuk jenis Bright Gas 5,5 kilo saat ini harganya naik menjadi Rp 91 ribu per tabung. Kemudian ukuran 12 kilo naik jadi Rp 189 ribu per tabung.
"Untuk harga gas LPG 3 kilo yang disubsidi belum naik alias tetap Rp 18 ribu per tabung. Perbedaan harga yang cukup besar ini katanya, dikhawatirkan akan memicu migrasi konsumen dari pengguna nonsubsidi ke elpiji subsidi," ucapnya.
Oleh karena itu, Hiswana Migas Aceh meminta dinas terkait untuk melakukan pengawasan penuh. Karena tingginya harga gas 5 kilo dan 12 kilo tersebut berpeluang di manfaatkan oleh bukan orang miskin atau usaha yang tidak berhak, seperti café dan restoran.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) dan pemerintah tetap mempertahankan harga elpiji (LPG) subsidi tiga kilogram meski tren harga kontrak Aramco (CPA) telah menyentuh US$775 per metrik ton pada Februari 2022.
Tren CPA itu telah mengalami kenaikan sebesar 21 persen dari rata-rata CPA sepanjang tahun lalu. Kenaikan merupakan dampak dari kondisi geopolitik yang memanas antara Rusia dengan Ukraina. (CNN Ind)