Penumpang dan Awak Maskapai Garuda Indonesia Rasakan Keharuman Parfum Neelam USK
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Penerbangan dari Banda Aceh menuju Jakarta pada Sabtu (6/1/2024) menggunakan maskapai Garuda Indonesia Airways (GIA) dengan nomor penerbangan GA 147 terasa berbeda. Pasalnya para penumpang dan kru pesawat mendapatkan suvenir masing-masing satu botol Neelam Perfume, parfum produksi terbaru dari Koperasi Produsen Inovasi Nilam Aceh (Inovac), salah satu sayap bisnis ARC-PUIPT Nilam Universitas Syiah Kuala (USK).
Parfum itu dibagikan langsung oleh Tim Inovac di Bandara Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar saat penumpang akan memasuki pesawat.
“Penyerahan Neelam Perfume tersebut merupakan bagian dari kerja sama Koperasi Inovac bersama Garuda Indonesia,” kata Ketua Koperasi Inovac, Apt Nadia Isnaini SFarm MSc,
Nadia menerangkan, Garuda Indonesia memberikan kesempatan gratis untuk UMKM mengenalkan produknya kepada penumpang. Memanfaatkan kesempatan itu, Inovac pun membagikan 120 botol Neelam Perfume kepada penumpang Garuda tujuan Jakarta.
“Kami menghadiahkan suvenir bukan hanya sekedar benda, tapi juga simbol inovasi dan kerja sama. Suatu pengalaman yang melibatkan indera, menyatu dengan keharuman yang memikat, menjadi kenangan yang tak terlupakan di atas awan,” ujarnya.
Nadia yang hadir langsung dalam penyerahan Neelam Perfume berharap penumpang yang mendapatkan suvenir parfum made in Aceh itu tidak hanya terbang, tetapi akan membawa pulang sebuah cerita yang mempersatukan perjalanan dan inovasi. Aroma parfum berbahan baku nilam Aceh itu pun menyeruak ke seisi ruangan pesawat dan menemani perjalanan para penumpang ke Jakarta.
“Awalnya saya masih nggak ngeh ketika parfum dibagikan. Tapi saat di atas pesawat saya lihat lagi dan kagum ketika tahu itu produksi dan inovasi dari ilmuan dan para ahli dari USK melalui ARC dan Koperasi Inovac,” ungkap Irman, seorang penumpang Garuda yang menerima suvenir Neelam Perfume tersebut.
Mengetahui hal itu, Irman merasa bangga karena Neelam Perfume diproduksi oleh putra dan putri Aceh.
“Saya sudah tahu ARC dan membacanya dari media massa. Tapi ketika produknya benar-benar ada di tangan saya, haru dan bangga,” kata Irman putra Aceh yang bekerja di Jakarta.
Ketua ARC Dr Syaifullah Muhammad mengatakan, sejak masa kolonial, nilam Aceh diekspor ke mancanegara. Menjadi bahan baku berbagai industri terutama sebagai bahan aktif fiksatif parfum di Perancis. Sejak 2015 Universitas Syiah Kuala (USK) melalui para peneliti dan kelembagaan ARC-PUIPT Nilam Aceh mengembangkan teknologi molecular distillation dengan partial fractionation dari berbagai komponen fito kimia yang terkandung dalam minyak nilam Aceh.
Purifikasi minyak nilam melalui teknologi ini berhasil membersihkan minyak nilam dari kontaminasi berbagai impurities termasuk logam berat dari hasil penyulingan tradisional.
“Sekaligus meningkatkan konsentrasi komponen aktif patchouli alkohol (C15H26O) hingga 60-85%,” ucapnya.
Menurutnya, karakteristik ini secara kimia-fisika berhasil mengintervensi keseimbangan titik uap senyawa volatil dan memperlambat evaporasi aroma ke udara. Menyebabkan keharuman parfum menjadi tahan lama (long lasting). Inilah sejarah baru nilam Aceh.
Dirinya menilai kehadiran ARC-PUIPT Nilam Aceh dan Koperasi Inovac telah mampu mengintegrasikan inovasi hulu-hilir agro industri di Aceh. Buah dari hilirisasi tersebut, katanya, telah menciptakan ekosistem baru industri nilam Aceh, sehingga Aceh kini bisa memproduksi parfum sendiri dengan kualitas dunia.
Neelam Perfume, sebut Syaifullah, salah satu contoh dari hasil hilirisasi nilam di Aceh, yang dapat langsung dirasakan oleh end user seperti penumpang Garuda Indonesia penerbangan Banda Aceh - Jakarta pada Sabtu sore. [HU]
- Bertemu dengan Garuda Indonesia, Pemkab Bener Meriah Bahas Pemberangkatan Jemaah Umrah
- Kembangkan Ekosistem Atsiri, OJK dan ILO Kunjungi ARC-USK
- Pj Gubernur Apresiasi Garuda Indonesia Buka Rute Penerbangan Umrah Aceh-Jeddah
- Ketua PW Muhammadiyah Aceh Dukung Garuda Indonesia Buka Penerbangan Umrah dari Banda Aceh