Perayaan Maulid Nabi, Budayawan Aceh: Momen Sakral dan Kental Akan Budaya
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
Budayawan Aceh, Tarmizi A Hamid. [Foto: Ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Perayaan Maulid Nabi khususnya di Aceh merupakan perayaan sangat sakral dan kental akan budaya-budaya Islam di Aceh khususnya.
Budayawan Aceh, Tarmizi A Hamid mengatakan, dalam rangka menyambut 12 rabiul awal, momen Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan momen yang sakral dan sangat kental dengan budaya-budaya Islam bagi rakyat Aceh.
“Segala persiapan menjelang maulid nabi itu sudah dipersiapkan dari jauh-jauh hari oleh masyarakat kita,” ucapnya kepada Dialeksis.com, Selasa (19/10/2021).
Tarmizi mengatakan, berbicara Maulid Nabi di Aceh, tentu sangat kental dengan budayanya dan sangat sakral dengan makna-makna dari mencintai seorang Sayyidina bagi orang Aceh.
“Kemudian, dia (Perayaan Maulid Nabi) punya nilai tersendiri bagi orang Aceh, dalam rangka perayaan ini, Maulid Nabi pada prinsipnya orang Aceh itu sudah jauh-jauh mempersiapkannya. Terutama di Aceh sendiri perayaan Maulid ini bisa sampai 3 bulan (90 Hari) dalam keadaan ber khanduri (Perayaan/Merayakan) di seluruh wilayah Aceh,” kata Tarmizi.
Lanjutnya, Kata Tarmizi, jadi perayaan seperti Maulid Nabi di Aceh merupakan perayaan yang sangat khusus bagi orang Aceh dan tentu sudah dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya.
“Jadi tidak asal-asalan, tidak spontan, tapi dipersiapkan dengan sangat matang jauh hari sebelumnya,” jelasnya.
Contonya, Kata Tarmizi, ketika menjelang Maulid, masyarakat itu sudah mempersiapkan ternak untuk Maulid.
“Dikampung itu kalau kecil-kecil saya, ternak untuk Khanduri Maulid itu tidak dilepas lagi (Dikandangi), maksudnya agar tak memakan tanaman-tanaman orang lain yang mengharamkan sesuatu yang dimakan oleh hewan tersebut,” ujarnya.
Tarmizi menjelaskan, jadi dari dulu sampai sekarang, perayaan-perayaan Islam, seperti Maulid Nabi di Aceh itu tidak pernah sedikitpun pudar.
“Semua berlomba-lomba untuk mencari pahala, untuk mencintai Rasulullah yang setinggi-tingginya, itu bagi orang Aceh,” tukasnya.
Selanjutnya, Tarmizi menyampaikan, dimasa Pandemi seperti ini, tentu ini menjadi tantangan besar untuk kita semua.
“Seperti yang saya katakan tadi, bahwa Maulid ini sangat sakral bagi orang Aceh dengan nilai-nilai budaya Islam. Tentunya dalam kondisi seperti ini, pandemi Covid-19 yang masih melanda negeri Syariat ini khususnya Indonesia, tentu kita juga harus mengikuti arahan atau SOP dalam perayaan-perayaan besar atau menerapkan Protokol Kesehatan (Protkes),” ucapnya.
Tarmizi mengatakan, karena itu juga, panitia dari perayaan Maulid Nabi di setiap daerah yang ada di Aceh harus mengutamakan daripada aturan-aturan yang telah dikeluarkan pemerintah.
“Artinya dalam hal ini juga kita sebagai masyarakat Aceh harus bisa saling menjaga satu sama lain dan menghargai pemerintah. Jadi harus selalu menerapkan Protkes yang telah diterapkan oleh pemerintah, tidak ada salahnya bagi kita sebagai masyarakat Aceh berkhanduri dan menjaga juga selalu menerapkan Protkes dalam perayaan Maulid Nabi, yang dimaksud agar tak membahayakan atau memberikan penyakit kepada orang lain,” tambahnya.
Lanjutnya lagi, Tarmizi menyampaikan, Maulid Nabi kali ini merupakan suatu momen yang sangat baik sekali dan juga sangat sakral bagi orang Aceh.
“Dimomen kali ini juga kita masih dihadapi dengan Pandemi Covid-19. Dimomen yang sakral ini, marilah kita bersholawat, berdoa agar diangkatnya wabah ini. Kemudia, kita harus mentauladani dan selalu mencintai Rasulullah SAW. Dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, kita juga tetap harus menerapkan Protkes agar kita bisa saling terjaga dari wabah Covid-19,” pungkasnya. [ftr]